BLOG NYA PA ENDANG MUHTADIN
Tampilkan postingan dengan label elearning. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label elearning. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Januari 2019

Aplikasi Administrasi Guru Zaman Now


Hampir 90% guru saat ini sudah memiliki HP smartphone baik yang ber OS android maupun IOS. Tetapi apakah kita sudah mengoptimalkan fungsi dari smartphone tersebut untuk kepentingan profesi kita? Mungkin baru sekitar 30% saja guru yang sudah menggunakan smartphone untuk membantu kegiatan sehari harinya dalam kegiatan belajar mengajar. Padahal saat ini banyak sekali aplikasi smartphone yang dapat membantu guru baik dalam urusan pembuatan  media pembelajaran, konten pembelajaran, maupun untuk membantu dalam hal administrasi pembelajaran. Pada kesempatan kali ini GuruTeika ingin memperkenalkan beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk mengelola presensi dan daftar nilai.

Aplikasi aplikasi ini umumnya sampai batas batas tertentu bersifat gratis, walaupun jika ingin berfungsi secara penuh kita harus membeli lisensinya. 



1. Edevo Teacher

Menurut hemat penulis, edevo adalah aplikasi pencatatatan kehadiran dan daftar nilai yang paling sederhana dan sangat mudah digunakan. Tampilannya juga sangat eye catching. 
Pada layar utamanya hanya ada daftar nama kelas dan menu untuk menambahkan kelas. 


Adapun fitur edevo antara lain adalah : Pembuatan Kelas/grup siswa,  

  • Klik ADD GROUP untuk membuat kelas 




  • Kemudian klik/tap pada nama kelas yang sudah kita buat untuk selanjutnya kita akan memasukkan siswa ke kelas tersebut dengan klik pada bulatan biru di pojok kanan bawah layar. Lalu kita masukkan data siswanya. demikian kita tambahkan satu per satu
  • Setelah selesai maka akan tampak seperti gambar berikut :
  • Untuk melakukan pengabsenan, kita klik menu Markbook yang ada di bagian tengah bawah layar, lalu pada halaman markbook yang muncul kemudian kita klik tab ATTENDANCE, lalu klik bulatan biru bertanda + untuk menambahkan hari,tanggal dan jam pengabsenan

 

  • Selanjutnya absen dengan cara mengklik  tanda kehadiran, yaitu ceklis hijau, ceklis kuning dan tanda cakra. setelah selesai klik SAVE



Selain untuk mencatat/merekam kehadiran, edevo juga memiliki fitur untuk membuat daftar nilai, selahkan bapak/ibu eksplore lebih jauh. Selain Edevo masih banyak aplikasi semacam ini yang bisa bapak/ibu gunakan seperti 


2. Teacher Aide



3. Teacher's Diary



4. Teacher Kit

Dan masih banyak lagi. Demikian mudah mudahan bermanfaat. Wassalam

Share:

Kamis, 13 Desember 2018

Mengelola Player Articulate Storyline












Share:

Rabu, 21 November 2018

Mengaplikasikan Augmented Reality Dalam Pembelajaran

Beberapa waktu lalu ribuan orang kecanduan bermain game Pokemon Go. Pokemon Go merupakan permainan yang menggabungkan dunia (objek) nyata dengan dunia atau objek maya (virtual). Istilah untuk menggabungkan objek nyata dengan objek maya seperti itu dikenal sebagai augmented reality.

;
Tentunya akan sangat menarik jika pembelajaran dirancang seperti permainan pokemon Go tersebut. Objek objek nyata seperti kertas misalnya ketika discan dengan kamera HP kemudian akan memunculkan objek objek virtual yang menarik seperti animasi, audio, atau video.




Tentunya Bapak/Ibu akan berpikir, hal itu memang menarik tetapi apakah kita bisa membuatnya? 
Bisa. Karena saat ini tidak terlalu sulit untuk membuat hal seperti itu. Yang kita butuhkan hanyalah sebuah aplikasi bernama Aurasma Studio (Sekarang berganti nama menjadi HP Reveal Studio, Klik Disini untuk membuat akunnya
Contoh skenario pembelajarannya:
Dalam sebuah kelas Bahasa Inggris, seorang guru akan menjelaskan topik tentang binatang.
  1. Buatlah kelompok siswa sesuai dengan pengelompokkan binatang, misalnya Mamalia, Burung, Reptil dsb.
  2. Buatlah lembar kerja yang memungkinkan siswa mengelompokkan binatang binatang tersebut serta memberi deskripsi singkat tentang binatang tersebut
  3. Tuliskan nama nama binatang itu dalam selembar kertas untuk setiap nama binatang
  4. Carilah di internet, file suara, dan gambar binatang binatang tersebut.
  5. Sematkan file tersebut dengan objek nyata berupa kertas yang bertuliskan nama binatang menggunakan aplikasi Aurasma.
  6. Tempelkan kertas kertas tadi di tempat tempat yang agak tersembunyi
  7. Pasang aplikasi Aurasma (HP Reveal) di HP Siswa. 
  8. Perintahkan siswa mencari kertas kertas tadi lalu jika ketemu arahkan HP siswa pada kertas tersebut. Maka ketika kamera tersebut mengarah ke kertas tadi, di HP Siswa akan muncul suara atau gambar yang berkaitan dengan nama binatang tersebut.
  9. Setelah selesai siswa kembali ke tempat duduk masing masing untuk mengerjakan lembar kerjany
Demikian Bapak/Ibu sebuah contoh sederhana mengaplikasi Augmented Reality dalam pembelajaran. Bapak/Ibu guru tentunya akan dapat merancang pembelajaran yang lebih menarik lagi. Semoga bermanfaat... Salam guru pembelajar!





Share:

Senin, 19 November 2018

Composr, CMS Dengan Fitur Berlimpah

Selama ini mungkin Wordpress adalah platform CMS yang paling banyak digunakan kalangan awam untuk membangun blog atau bahkan website. Hal ini tidak terlepas dari kemudahan dan kelengkapan fitur Wordpress dalam membangun blog atau situs. Blogger mungkin juga dianggap lebih mudah, tetapi blogger tidak bisa diinstalasi secara manual di server webhosting.

Beberapa hari ini, saya menemukan sebuah CMS yang menurut saya lebih lengkap fiturnya dari wordpress. CMS diberi nama Composr dengan situs resminya di : https://compo.sr/ . Di situsnya disebutkan bahwa Composr ini merupakan perpaduan antara CMS dan media sosial. Dengan CMS ini kita bisa membangun sebuah situs yang memadukan News, Blog dan sosial media. Bahkan fitur quizz dan survey/polling sudah tersedia default ranpa perlu menambahkan addon tersendiri. Rasanya CMS ini cocok digunakan oleh guru atau sekolah untuk mengembangkan situs pembelajaran atau situs pendidikan yang sudah punya cita rasa web 2.0. Yang bisa menggabungkan aktifitas blogging dan media sosial maupun quizz sehingga bisa menumbuhkan interaktivitas yang memang diperlukan oleh sebuah situs yang didedikasikan untuk kegiatan belajar mengajar.

Berikut ini video tentang Compsr secara umum:



Namun tentunya bukan berarti Composr ini tanpa kekekurangan. Salah satu kekurangan terbesarnya adalah kecilnya komunitas yang mendukungya. Berbeda dengan Wordpress yang memang memiliki dukungan yang sangat luas sehingga jumlah fitur addon dari fihak ketiga menjadi semakin lengkap.

Ini adalah salah satu contoh situs yang dibuat menggunakan Composr, baru mencoba instalasi dan pengaturan dasarnya : http://gumanti.jejaring.org/

Terima kasih Bapak/Ibu guru hebat sekalian sudah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan singkat ini, mudah mudahan ada manfaatnya.
Salam guru pembelajar!



Share:

Jumat, 09 November 2018

Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Dengan Kahoot

Jika dalam model pembelajaran Teams Games Tournament konvensional kita biasanya menggunakan kartu soal sebagai media untuk turnamennya, maka saat ini kita bisa menggunakan HP/Smartphone sebagai medianya. Ada banyak aplikasi yang memungkinkan kita bisa memodifikasi model pembelajaran tersebut sehingga lebih bervariasi dan lebih menantang. Kita bisa menggunakan QR Code (pernah kita bahas pada artikel : Variasi Pembelajaran Dengan QR Code), misalnya. Atau kita bisa menggunakan Kahoot.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Aplikasi Kahoot memungkinkan guru untuk melakukan lima langkah tersebut dengan lebih mudah dan lebih menarik tentunya.


Oh ya apakah itu Kahoot! ? Coba simak video berikut ini!




Kahoot memungkinkan bapak/ibu guru membuat quiz dalam bentuk games dan bisa dipertandingkan antar team siswa





Dalam sistem kahoot kita bisa menggunakan quiz yang kita buat sendiri, atau juga bisa menggunakan quiz yang dibuat orang lain. Bahkan lembaga lembaga besar seperti National Geoghrafic pun menyediakan quiznya dalam format Kahoot.

Untuk bisa memanfaatkan Kahoot ini, langsung saja bapak ibu kunjungi : https://create.kahoot.it/login , maka kita akan dihadapkan pada halaman Login, Gunakan saja akun google kita untuk login. Karena kita belum memiliki akun Kahoot klik saja tombol Sign Up yang ada pada bagian kanan atas halaman login ini. Selanjutnya pada halaman sign up tersebut kita klik kotak As a teacher

gunakan saja akun gmail Bapak/Ibu untuk membuat akun kahoot ini

lalu lengkapi formulir yang ditampilkan, yang terlihat pada gambar di bawah ini hanya sekedar contoh, silahkan Bpak/Ibu lengkap sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu

jangan lupa beri ceklis pada kotak kecil sebelum tulisan I have read dst. setelah semuanya lengkap klik tombol Join Kahoot! Setelah itu akan muncul halaman penawaran jenis akun kahoot, untuk sementara kita pilih saja yang gratis/Free dulu.

Untuk selanjutnya silahkan Bapak/Ibu explore lebih jauh pada halaman my kahoot yang muncul kemudian

Jika Bapak/Ibu ingin belajar bersama lebih jauh tentang Kahoot ini, rencananya IGI Kabupaten Sukabumi akan mengadakan Workshop Kahoot dalam waktu dekat ini.



Share:

Sabtu, 03 November 2018

Mobile Learning, Pembelajaran Di Era Digital

Saat ini banyak sekali kegiatan yang diberi awalan electronik, kata ini kemudian disingkat dengan huruf e saja, maka merebaklah istilah istilah yang kemudian populer seperti email,  ebook, ecommerce, egovernment, emoney,  elearning dan sebagainya.Dalam dunia pendidikan elearning sudah menjadi bagian penting dalam variasi proses belajar mengajar, khusunya di negara negara maju. Di Indonesia misalnaya untuk sistem perkuliahan ada dua universitas yang sudah dipercaya secara resmi untuk mengembangkan perkuliahan menggunakan sistem elearning yaitu Universitas Terbuka dan Universitas Bina Nusantara. Kemristekdikti bahkan sudah mewacanakan universitas negeri untuk membangun sistem perkuliahan elearning dengan bekerjasama dengan dua universitas di atas.

Dalam perkembangannya muncullah varian mobile dalam dunia electronic, maka saat ini juga dikenal istilah mbanking yang merupakan kependekan dari mobile banking. Dalam sistem elearning pun demikian saat ini sudah berkembang varian dari sistem elearning yaitu mlearning (ML). Mlearning merujuk pada kegiatan belajar mengajar yang menggunakan smartphone sebagai media utamanya.

Komunikasi mobile saat ini sudah merambahi banyak bidang kehidupan sehari hari, demikian pula dalam bidang pendidikan. Kenapa tidak siswa kita yang sudah terbiasa menggunakan gadget, kita arahkan juga untuk bisa menggunakan gadget untuk kegiatan belajar. Saat ini banyak sekali aplikasi mobile yang tersedia baik yang gratis atau berbayar yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan mobile learning tersebut misalnya Edmodo, Schoology, RuangGuru, dan lain sebagainya.

Atau kita ingin mengembangkan  sistem mlearning sendiri?

Ada beberapa hal yang perlu Bapak/Ibu perhatikan jika ingin mengembangkan sistem mlearning sendiri, diantaranya :

  1. Gunakan LMS yang bersifat responsive, artinya sistemnya memiliki kemampuan menyesuaikan tampilannya dengan ukuran tampilan smartphone.
  2. Gunakan Micro Learning, Jenis konten pembelajaran ini dirancang untuk diakses dan dikonsumsi secara singkat. Konten yang  berbasis kuis juga masuk dalam kategori ini.
  3. Gunakan juga Learning Games, yaitu konten pembelajaran yang dirancang menyerupai game atau permainan, tentunya akan lebih disukai anak anak kita.
  4. Tampilannya lebih informal, baik teks, gambar atau konten lainnya harus tampak informal
Nah itu saja dulu Bapak/Ibu guru diskusi kita teantang mlearning, mudah mudahan ada manfaatnya. Terimakasih
Share:

Rabu, 31 Oktober 2018

Laboratorium Pembelajaran Berbasis Tablet Murah Meriah


Pembelajaran berbasis komputer bagi sebagian sekolah/siswa dianggap masih mahal investasinya. Tetapi dengan sedikit usaha sekolah bisa membuat lingkungan pembelajaran berbasis komputer dengan biaya yang relatif murah. Salah satunya dengan mengganti PC/Laptop dengan tablet. Dulu sempat ada wacana dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat tablet SABAK, (Baca : https://inet.detik.com/consumer/d-1706529/sabakmoe-tablet-pc-untuk-pendidikan) tetapi entah mengapa wacana itu sekarang hilang bagai tertiaup angin. Padahal efektifitas tablet dalam menunjang pembelajaran pastilah cukup signifikan. Tablet tidak memerlukan tempat yang luas bahkan bisa digunakan pada pembelajaran di luar kelas. Puluhan Judul Buku Sekolah Elektronik bisa disimpan didalamnya sehingga bisa lebih menghemat daripada pengadaan buku dalam format cetak. Jika satu Buku Siswa dalam format cetak harganya 30 ribu rupah, jika ada 11 mata pelajaran di kali 3 tingkat maka biaya pengadaannya mencapai 990 ribu rupiah.

Untuk uji coba, sekolah bisa membuat semacam laboratorium pembelajaran berbasis tablet. Pada laboratorium ini tersedia tablet untuk satu kelas/rombel siswa. Berapa biaya investasinya?
Tentunya tersedia berbagai macam varian tablet dengan berbagai harga, kita akan mencari tablet dengan harga termurah dan penulis mendapatkannya di https://shopee.co.id/TABLET-CITYCALL-CT-701-3G-QUADCORE-RAM-1-GB-ROM-8-GB-DUAL-SIM-GRS-RESMI-i.1383413.1343372724


Dengan harga sekitar 450 ribu rupiah dan kita asumsikan satu rombel terdiri dari 32 siswa, maka biaya pembelian tablet ini adalah Rp.14.400.000, ditambah untuk pembelian 1 buah akses point untuk membangun jaringan wireless dengan laptop guru yang harganya sekitar 200 ribu an, maka total investasinya kurang dari  15 juta an . Dengan investasi sebesar itu sekolah bisa memiliki sebuah laboratorium komputer berbasis tablet yang bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran termasuk ulangan berbasis komputer.

Referensi :
https://www.voaindonesia.com/a/sekolah-di-as-ganti-buku-pelajaran-dengan-tablet-komputer/1616759.html


Share:

Selasa, 30 Oktober 2018

Ulangan Umum Hybrid (PBT + CBT)


Rasanya siswa SMP/SMA/SMK saat ini hampir semuanya memiliki HP Android, mengapa hal ini tidak kita manfaatkan untuk menyelenggarakan Ulangan Umum (PAS/PBT) berbasis komputer? Oke lah misalkan tidak semua siswa memilikinya, tetapi saya yakin setidaknya 60% siswa memilikinya. Jika kondisinya seperti itu, maka kita bisa melasanakan pola hybrid, yaitu menggunakan dua pola yaitu Paper Based Test dan Computer Based Test secara bersamaan, siswa yang memiliki HP menggunakan pola CBT sementara siswa yang tidak memiliki tetap mengikuti pola PBT.

Lalu infrastruktur IT apa yang harus dipersiapkan sekolah? Untuk tahap awal kita bisa menggunakan laptop guru sebagai server di setiap ruangan ulangan, untuk mengaktifkan jaringannya bisa digunakan software seperti  conectify. Jadi penjawalan ulangannya tidak seperti penjadwalan ulangan seperti biasanya, tetapi lebih mirip seperti penjadwalan pelajaran sehari hari.

Walaupun mungkin terlihat seperti rumit, tetapi jika dimulai dan dibiasakan, rasanya sekolah akan bisa melaksanakan kegiatan tersebut. Yang terpenting adalah adanya niat untuk mulai menggunakan paradigma baru dalam sistem pembelajaran di sekolah, termasuk dalam hal penilaian.

Bagaimana Bapak/Ibu guru, siapkah kita menghadapi sebuah era baru? Semua berpulang kepada kita guru guru sebagai aktor utamanya.
Share:

Senin, 29 Oktober 2018

Produksi Konten Video Pembelajaran Daring


Produksi merupakan salah satu tahapan dari proses pengembangan video pembelajaran. Secara garIs besar proses pengembangan Video sebagai materi elearning terdiri atas tiga tahapan, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
  1. Pra Produksi adalah tahapan yang dilakukan sebelum video tersebut diproduksi. Pada tahap ini sebagian besar berupa perencanaan yaitu:
  • Perencanaan jadwal dan pemilihan topik bahasan yang akan dijadikan media pembelajaran.
  • Pemilihan format tampilan video pembelajaran.
  • Scriptwriting: Penulisan skrip atau naskah yang akan dipaparkan secara verbal.
  • Storyboarding: Storyboard adalah serangkaian sketsa yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang akan dimasukkan ke dalam video. Elemen tersebut, seperti: teknik produksi, penempatan animasi dan efek yang cocok dengan skenario.
  1. Produksi: Masa selama video diproduksi. Pada tahap ini dilakukan pekerjaan:
  • Pengambilan gambar dan audio narration.
  • Capturing memasukkan hasil shooting ke dalam komputer.
  1. Pasca produksi: Pekerjaan yang terdapat pada tahap ini meliputi :
  • Penyuntingan: melakukan perbaikan atau penyesuaian, seperti: memotong video, membuang bagian yang tidak diperlukan, menggabungkan klip, menambahkan transisi.
  • Pemberian efek – efek spesial
  • Perekaman efek suara
  • Pencampuran audio dan video
  • Penggandaan
Seperti model perekaman yang diinginkan, format atau template video juga mengikutinya.  Format tampilan Video elearning yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
  • Lets Slide Talk adalah teknik perekaman dengan cara screencasting menggunakan authoring toolCamtasia Studio ataupun lainnya. slide-slide materi pembelajaran dengan voice over. (Fokus pada Bahan ajar)
  • Mix Talking Head adalah teknik perekaman secara close-up narasumber diselingi tampilan materi pembelajaran secara bergantian (Fokus pada pemateri dan slide secara bergantian)
  • Talk on Camera adalah teknik pengambilan gambar dari berbagai sudut, dengan focus pemateri (bahan ajar sebagai pendukung). Pilihan ini memberi kesempatan dosen/presenter tampil di layar, dan diberi sentuhan multimedia yang lebih interaktif, namun dengan resiko durasi pasca produksi yang lebih lama sehingga menghasilkan produk akhir yang jauh lebih baik.
Share:

Sekali Lagi : Sekolah Tanpa Kertas, Mungkinkah?


Berapakah biaya pengadaan kertas setiap kali ulangan umum (PAS/PAT)? Marilah kita buat ilustrasi sederhananya.
Jumlah siswa : 500
Jumlah mapel : 11
Rata rata jumlah lembar ulangan tiap mapel termasuk lembar jawaban : 4
Biaya fotokopi : Rp. 200 per lembar
Maka biaya untuk penggandaan soal adalah : 500 x 11 x 4 x Rp. 200 = Rp. 4.400.000,- , jika ditambah dengan biaya amplop dan sebagainya anggaplah menjadi Rp. 5.000.000,-. Dalam satu tahun sekolah mengadakan 2 kali kegiatan ulangan umum, maka biaya untuk itu adalah Rp. 10.000.000,- .

Dari ilustrasi tersebut sudah tergambar berapa biaya minimal yang harus dikeluarkan sekolah, belum lagi biaya biaya lainnya. Jika sekolah mampu mengadakan ulangan umum berbasis komputer maka sekolah mampu menghemat anggaran cukup besar. Itu baru dari satu aspek, bayangkan juga penggunaan kertas untuk administrasi guru, kalu dikalkulasikan seorang guru paling sedikit menggunakan 1 rim kertas HVS, jika ada 30 orang guru, maka untuk perangkat pembelajaran saja minimal diperlukan 30 rim kertas. Coba kalau boleh administrasi guru itu cukup disimpan di Google Drive lalu di share kepada kepala sekolah dan pengawas, kepala sekolah dan pengawas sekolah bisa memeriksa dan memberi catatan kapan saja dimana saja, tidak perlu memeriksa dalam bentuk printout.

Satu lagi : Pengadaan buku siswa yang disyaratkan 20% dari anggran BOS tiap tahun. Coba kalau misalkan pengadaan itu diganti dengan pengadaan tablet standard. Tablet tersebut selain bisa diisi dengan ratusan buku, juga bisa digunakan untuk pembelajaran maupun ulangan, tentu akan lebih efektif dalam menunjang pembelajaran.

Intinya di era teknologi informasi ini, sekolah dan para birokrasi pendidikan harus mulai berfikir lebih kreatif dan inovatif untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Era Industri 4.0

Kedepannya para pembuat kebijakan pendidikan cobalah undang guru guru TIK, untuk membuat formulasi bagaimana membuat pembelajaran abad 21 tersebut. berfikirlah Out of the box
Share:

Selasa, 23 Oktober 2018

Mengenal AKSI For School

Apa itu AKSI, AKSI disini adalah kependekan dari Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia. PUSPENDIK KEMDIKBUD sudah meluncurkan aplikasi AKSI ini sejak tahun 2017. Hal ini tidak terlepas dari asumsi umum bahwa ada tiga unsur utama dalam membangun kompetensi siswa yaitu: Standar Kompetensi, Aktivitas Pembelajaran dan Penilaian. AKSI for School ini merupakan salah satu upaya untuk memperkaya penilaian formatif di sekolah. Sehingga dapat dijadikan sebagai alat guru dalam mendiagnosa kemampuan siswa pada topik topik yang substansial.

Baca juga : Test Formatif Dengan Aplikasi Plickers 

AKSI For School ini didesain sebagai modul berbasis komputer yang medukung peningkatan kompetensi siswa dalam hal Pemahaman Membaca, Matematika dan IPA. Untuk itulah beberapa saat yang lalu MGMP Bahasa Indonesia, MGMP IPA dan MGMP Matematika SMP Kabupaten Sukabumi telah mengadakan pelatihan penggunaan aplikasi ini.

Berikut ini adalah beberapa keunggulan menggunakan aplikasi ini :




Mudah mudahan penggunaan aplikasi ini bisa berdampakm signifikan bagi peningkatan kompetensi siswa dan juga guru


Share:

Jumat, 07 September 2018

Variasi Pembelajaran Dengan QR Code

Kode QR atau biasa dikenal dengan istilah QR Code adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Penggunaan kode QR sudah sangat lazim di Jepang Hal ini dikarenakan kemampuannya menyimpan data yang lebih besar daripada kode batang sehingga mampu mengkodekan informasi dalam bahasa Jepang sebab dapat menampung huruf kanji. Kode QR telah mendapatkan standardisasi internasional dan standardisasi dari Jepang berupa ISO/IEC18004 dan JIS-X-0510 dasasan telah digunakan secara luas melalui ponsel di Jepang (https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_QR)


Selain untuk kepentingan identifikasi produk, QR Code bisa dimanfaatkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan sedikit kreativitas guru bisa merancang berbagai jenis teknik pembelajaran yang memanfaatkan QR Code dan HP. (Sebagai referensi bisa kunjungi : https://www.teachstarter.com/blog/10-exciting-qr-code-activity-ideas-for-classroom/)





Berikut adalah sebuah contoh skenario umum pembelajaran dengan QR Code:
Sebelum pelajaran:
  1. Atur siswa ke dalam kelompok. Setiap kelompok membutuhkan setidaknya SATU orang yang memiliki perangkat seluler (catatan: koneksi internet tidak diperlukan).
  2. Mintalah siswa untuk mengunduh pembaca QR (mis. I-Nigma | NeoReader | Kaywa) ke perangkat seluler mereka. Bawa perangkat ini ke dalam kelas/pelajaran.
  3. Siapkan sejumlah pertanyaan yang akan kita ubah menjadi QR Code. 
  4. Kunjungi website QR Treasure Hunt Generator : http://www.classtools.net/QR/ , klik tombol Get Started
  5. Pada halaman berikutnya lengkapi kolom judul quiz, kolom pertanyaan dan jawaban (paling sedikit 5) secara berurutan ke bawah, isi sandi untuk quiz ini . terakhir klik tombol Create the QR Chalange
  6. Akan muncul halaman berisi tautan, klik tautan yang muncul
  7. Setelah itu klik Get the QR Code for each question!
  8. Simpan gambar QR Code (sejumlah pertanyaan +1), QR Code yang paling atas/yang pertama adalah intruksi/pengantar dan QR Code berikutnya adalah pertanyaan yang kita buat.
  9. Cetak gambar QR Code tersebut. Tempelkan gambar QR code tersebut di tempat tempat tertentu di sekitar kelas/sekolah.


B. Pelajaran:
  1. Letakkan kode QR pertama ('introduction')  di papan tulis Anda.
  2. Setiap tim memindai QR Pertama ke perangkat mereka dan diberitahu untuk mulai berburu di sekitar sekolah untuk kode QR yang tersisa.
  3. Pemenangnya adalah tim pertama yang kembali dengan jawaban paling benar dalam waktu yang tersedia.
Contoh Video


C. TIPS / IDE LAINNYA
  1. Tim penghargaan SATU poin untuk setiap pertanyaan yang berhasil mereka decode, dan dua poin lagi untuk setiap jawaban yang benar yang mereka berikan.
  2. Siswa di setiap tim yang tidak memiliki akses ke perangkat seluler dapat bertanggung jawab atas jawaban penelitian / memburu kode QR lain untuk tim mereka.
Share:

Rabu, 05 September 2018

Aplikasi Gratis Untuk Belajar Dan Mengajar : #1. LMS


Teknologi informasi telah mewarnai berbagai bidang kehidupan, termasuk juga dalam bidang pendidikan. Kegiatan belajar mengajar pada saat ini menuntut guru menggunakan teknolgi informasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tuntutan keterampilan abad 21 yang harus dikuasai siswa juga dalam banyak hal memerlukan bantuan teknologi informasi untuk mewujudkannya. Beruntunglah kita karena pada saat ini banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk itu, sebagian diantaranya adalah aplikasi aplikasi yang tidak berbayar atau gratis.



Pada tulisan ini, penulis akan menguraikan contoh aplikasi aplikasi gratis yang dapat dimanfaatkan guru dalam membantu proses belajar mengajar. Penulis akan mulai dengan aplikasi LMS gratis.

LMS atau Learning Management System merupakan sebuah sistem untuk mengelola kegiatan pembelajaran dalam sebuah jaringan komputer (baik internet maupun internet).  Berikut ini tiga (3) LMS gratis yang paling populer saat ini.

1. Edmodo, merupakan sebuah LMS yang tampilan maupun karakteristik mirip dengan Facebook. LMS Edmodo mengintegrasikan jejaring sosial kedalam lingkungan LMS nya. Edmodo menyediakan tiga jenis akun yaitu Guru, Siswa dan orangtua. 

Aktifitas pembelajaran yang disediakan oleh Edmodo meliputi Quizz, Poll dan Assignment. Semnetara sumber belajar yang didukung oleh Edmodo meliputi berbagai jenis file dan tautan(link).




2.  Schoology,  Memiliki fitur yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan Edmodo. Istilah dan tampilannya sangat mirip dengan facebook, sehinggu guru atau siswa yang sudah terbiasa dengan facebook akan mudah beradftasi saat menggunakan LMS ini.

3. Moodle, Moodle merupakan LMS yang sangat lengkap baik dari segi administrasi maupun dari segi aktifitas dan sumber belajar. Selain itu moodle tersedia dalam format cloud (internet) maupun bisa di download untuk bisa digunakan pada jaringan lokal atau intranet.

Demikian itu tadi tiga LMS yang saat ini banyak digunakan oleh para guru diseluruh dunia untuk membangun sistem kelas maya (virtual class). Dengan LMS guru bisa mengembangkan metode Flipped Classroom sebagai salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan abad 21 yaitu keterampilan Kolaborasi.
Share:

Selasa, 21 Agustus 2018

Membuat Aplikasi Android Dengan AppInventor : #1 Pengantar


Jika anda ingin belajar membuat aplikasi android, salah satu tools atau aplikasi yang bisa mempermudah anda adalah AppInventor dari MIT. SEAMOLEC pernah mengadakan pelatihan onlinenya di mooc.seamolec.org 
Berikut adalah video pengantarnya :


Silahkan ikuti Bapak/Ibu video di atas sebelum kita lanjut ke bagian 2 yaitu : Merancang Desain Interaksi. Terima Kasih
Share:

Senin, 13 Februari 2017

Sekolah Tanpa Kertas


Sekolah itu identik dengan kertas. Lihat saja siswa datang ke sekolah dengan setumpuk buku, baik buku tulis maupun buku paket. Demikian juga guru masuk kelas juga dengan membawa setumpuk buku. Ada buku paket pelajaran, buku referensi, buku LKS, buku agenda mengajar, buku absen, buku  silabus, RPP, buku bank soal, buku program tahunan, program semester dan masih banyak buku-buku administrasi lainnya. Di ruang guru bertumpuk kertas-kertas ulangan baik yang belum maupun yang sudah diperiksa dan di analisa. Di meja kepala sekolah ada setumpuk administrasi guru menunggu di tandatangani. Di ruang tata usaha lebih banyak lagi buku dan kertas.
Ini adalah sebuah keadaan yang hampir sama seperti keadaan 100 tahun yang lalu. Artinya belum ada perubahan yang berarti dalam sistem manajemen dan administrasi sekolah, semuanya masih berorientasi pada kertas. Di zaman yang sering disebut sebagai zaman teknologi informasi, sekolah adalah satu-satunya entitas yang masih berpegang teguh pada paradigma lama. Lihat saja, masih banyak pengawas sekolah yang meminta administrasi guru seperti RPP dan sebagainya dalam bentuk cetakan bahkan tulisan tangan. Padahal jika adminstrasi guru tidak perlu lagi berbentuk bahan cetakan, berapa banyak anggaran yang bisa di hemat oleh sekolah. Dan guru akan punya lebih banyak waktu untuk membimbing siswa, merancang berbagai macam strategi pembelajaran dan mengimplementasikannya dengan berbagai metode dan teknik dari pada hanya menghabiskan waktu untuk menulis administrasi yang sedemikian banyak.
Banyak pejabat pendidikan yang meminta agar guru dapat memanfaatkan teknologi informasi, tetapi cara pandang para pejabat ini juga masih cara pandang lama. Belum sampai pada cara pandang bahwa penggunaan  teknologi informasi di sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi baik dari segi administrasi, pembiayaan dan terutama efisiensi pembelajaran.
Berikut ini adalah sebuah ilustrasi sederhana tentang sekolah yang menerapkan tekonologi informasi secara terpadu dan terintegrasi.
Pada hari pertama tahun ajaran baru, seorang guru  masuk ke kelas VII SMP dengan sebuah laptop yang terhubung dengan jaringan sistem informasi sekolah. Dia cukup klik atau ketik nama kelas, maka server sistem informasi akan memunculkan daftar nama siswa lengkap beserta bio datanya di laptopnya. Selanjutnya guru melakukan pengabsenan, hasilnya tersimpan di server sistem. Yang tercatat bukan hanya data kehadiran siswa saja, data kehadiran guru, tema atau topik pelajaran, status ketuntasan juga akan tersimpan. Sama sekali tidak perlu kertas.
Sementara itu siswa dengan tablet nya yang juga terhubung dengan yang server sistem, mereka akan terhubung dengan pusat sumber belajar  yang diatur oleh sebuah Learning Management System. Mereka bisa mengakses materi pelajaran, latihan soal bahkan ulangan cukup dengan tabletnya. Status kemajuan belajar, tugas, dan ulangannya akan tercatat pada sistem. Sama sekali tidak perlu kertas.
Kemudian lewat web sekolah atau SMS gateway, orang tua siswa juga bisa mengakses status kemajuan belajar putra-putri mereka dengan mudah. Kepala sekolah juga bisa mengakses administrasi guru, proses  dan evaluasi pembelajaran setiap guru cukup lewat laptop di ruang kerjanya. Pengawas dan dinas pendidikan pun bisa mendapatkan laporannya dengan cepat secara real time dan tanpa rekayasa. Sama sekali tidak perlu kertas.
Dan di akhir semester, semua laporan yang berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran sudah tersedia di server sistem informasi sekolah, semua warga sekolah, guru, wali kelas, kepala sekolah bahkan siswa bisa mengaksesnya sesuai dengan hak akse masing-masing. Sama sekali tidak memerlukan kertas.

Mungkinkah keadaan seperti yang dilustrasikan di atas bisa direalisasikan?  Silahkan para pejabat pendidikan, para kepala sekolah dan para guru sendiri untuk menjawabnya.
Share:

Senin, 06 Februari 2017

Teknologi Informasi di Sekolah

Perkembangan  Teknologi Informasi telah banyak merubah paradigma dalam berbagai bidang kehidupan. Lihatlah revolusi di bidang Perbankan   sejak mereka menerapkan sistem terkomputerasi.  Begitu juga di bidang – bidang lainnya sudah terjadi revolusi yang begitu menakjubkan . Saat ini begitu mudahnya jika kita ingin mengisi pulsa HP, membeli tiket, dan lain sebagainya. Lalu bagaimana dengan bidang pendidikan ? Sudahkah sekolah dan guru-gurunya melakukan revolusi yang sama?
Sekolah harusnya seperti sebuah bank, dimana semua kegiatan pengolahan data dan informasi terintegrasi dalam sebuah sistem terkomputerasi. Dengan demikian semua stake holder bisa memperoleh informasi dengan cepat dan akurat. Ketika murid ingin mengakses materi pembelajaran misalnya, Ia bisa memperolehnya dengan mudah. Atau ketika orangtua siswa ingin mengakses data kehadiran atau nilai anak-anak mereka, mereka bisa mendapatkannya dengan cepat.
Nampaknya dunia pendidikan belum mampu menerapkan sistem terkomputerasi secara terpadu dan menyeluruh saat ini. Banyak hambatan khususnya dalam hal kesiapan sumber daya manusianya.
Guru, sebagai salah satu elemen utama tentunya harus menyiapkan diri jika era sistem terkomputerasi bidang pendidikan tiba. Pada era tersebut konten-konten pembelajaran harus tersedia dalam bentuk digital. Guru dituntut untuk mampu membuat konten atau media pembelajaran digital yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran .

Buku ini akan membantu guru dalam membuat media pembelajaran digital yang menarik, informatif, dan interaktif. Media pembelajaran yang mengandung unsur audiovisual dan memungkinkan terjadinya interaksi dengan siswa, sehingga siswa dapat terlibat baik emosional maupun intelektual. Media pembelajaran seperti ini sering disebut sebagai Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI). Kelebihan MPI adalah Media ini bisa digunakan sebagai modul belajar mandiri oleh siswa dimana saja kapan saja.
Share:

Senin, 30 Januari 2017

Learning Management System (LMS)


Ada banyak LMS yang bisa digunakan guru untuk membangun sistem elearning sendiri. Yang paling populer tentunya adalah Moodle, sudah banyak guru yang berhasil membangun elearning dengan moodle. Salah satu sistem elearning yang dibagun dengan Moodle adalah LMS Guru Pembelajar Online (GPO).
Pada Blog saya ini ini kita akan belajar membangun sistem elearning sendiri menggunakan suatu LMS yang praktis dan mudah digunakan yaitu SiELSa-LMS.
SiELSa-LMS ini dibangun dengan sebuah engine LMS yang bernama eFront. SiELSa ini merupakan sebuah sistem terpadu dari LMS eFront yang digabung dengan sistem server Server2Go. Sehingga pada saat digunakan guru tidak dipusingkan dengan pengaturan/setting webserver. Cukup satu klik, maka semua aplikasi pendukung serentak berjalan.
Silahkan download sielsa disini
Tutorial video nya bisa dilihat di bawah ini !

Share:

VISI SMPN 1 CIKAKAK

TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERAHLAKUL KARIMAH, BERPRESTASI, ANTUSIAS DAN RELIJIUS

Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive


Recent Posts

Tags

Recent Comments

Followers