BLOG NYA PA ENDANG MUHTADIN
Tampilkan postingan dengan label Sekolah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sekolah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Februari 2023

AI Ancaman untuk Umat Manusia ? (Bagian ke-2)

AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan dapat mengambil alih beberapa pekerjaan manusia yang bersifat rutin, berulang, dan mudah diotomatisasi. Beberapa contoh pekerjaan manusia yang tergantikan oleh AI adalah:

  1. Pekerjaan di pabrik: Robot dapat digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang berulang di pabrik seperti pengangkutan, penyortiran, pengemasan, dan pengelasan.
  2. Pekerjaan administratif: Sistem AI dapat digunakan untuk melakukan tugas-tugas administratif seperti pengolahan data, penyusunan laporan keuangan, dan manajemen inventaris.
  3. Pekerjaan di sektor keuangan: Pekerjaan di bidang keuangan seperti manajemen risiko dan analisis investasi dapat digantikan oleh sistem AI yang dapat melakukan analisis data dan memberikan rekomendasi berdasarkan algoritma yang sudah ditetapkan.
  4. Pekerjaan di bidang medis: Sistem AI dapat digunakan untuk menganalisis gambar medis, membantu dalam diagnosis, dan bahkan mengambil tindakan medis seperti operasi.
  5. Pekerjaan di bidang transportasi: Kendaraan otonom yang dioperasikan oleh sistem AI dapat menggantikan pekerjaan pengemudi.

Namun demikian, perlu dicatat bahwa meskipun AI dapat mengambil alih pekerjaan-pekerjaan tertentu, pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang lebih tinggi seperti kreativitas, empati, dan pemecahan masalah kompleks masih sulit untuk digantikan oleh sistem AI.




Share:

Kamis, 22 November 2018

Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi

Pada akhir tahun 2018 ini Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional meluncurkan  program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi. Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran selanjutnya akan disingkat dengan Program PKP, merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Program ini merupakan salah satu pendukung program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang lebih berfokus pada upaya memintarkan siswa melalui pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi, maka program ini dilakukan dengan berbasis zonasi, selanjutnya disebut dengan Program PKP Berbasis Zonasi. Untuk melihat pembagian zonasi bisa dilihat di halaman : http://zonasi.data.kemdikbud.go.id/ .

Untuk itu maka Dirjen GTK akan menyiapkan Nara Sumber (NS), Instruktur Nasional (IN) dan Guru Inti (GI) yang akan menjadi pendamping dalam kegiatan tersebut. Adapun syarat untuk menjadi  IN dan GI adalah sebagai berikut :

  • Instruktur Nasional (IN) adalah widyaiswara LPMP atau guru terbaik yang ada di provinsi/Kabupaten/Kota dengan Skor UKG > 81 dan modul di bawah KCM <= 2 
  • Guru Inti (GI) adalah guru terbaik yang ada di Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Skor UKG > 75 dan modul di bawah KCM <= 2
Demikian Bapak/Ibu gambaran tentang Program PKP ini, semoga bermanfaat.


Share:

Sabtu, 03 November 2018

Mobile Learning, Pembelajaran Di Era Digital

Saat ini banyak sekali kegiatan yang diberi awalan electronik, kata ini kemudian disingkat dengan huruf e saja, maka merebaklah istilah istilah yang kemudian populer seperti email,  ebook, ecommerce, egovernment, emoney,  elearning dan sebagainya.Dalam dunia pendidikan elearning sudah menjadi bagian penting dalam variasi proses belajar mengajar, khusunya di negara negara maju. Di Indonesia misalnaya untuk sistem perkuliahan ada dua universitas yang sudah dipercaya secara resmi untuk mengembangkan perkuliahan menggunakan sistem elearning yaitu Universitas Terbuka dan Universitas Bina Nusantara. Kemristekdikti bahkan sudah mewacanakan universitas negeri untuk membangun sistem perkuliahan elearning dengan bekerjasama dengan dua universitas di atas.

Dalam perkembangannya muncullah varian mobile dalam dunia electronic, maka saat ini juga dikenal istilah mbanking yang merupakan kependekan dari mobile banking. Dalam sistem elearning pun demikian saat ini sudah berkembang varian dari sistem elearning yaitu mlearning (ML). Mlearning merujuk pada kegiatan belajar mengajar yang menggunakan smartphone sebagai media utamanya.

Komunikasi mobile saat ini sudah merambahi banyak bidang kehidupan sehari hari, demikian pula dalam bidang pendidikan. Kenapa tidak siswa kita yang sudah terbiasa menggunakan gadget, kita arahkan juga untuk bisa menggunakan gadget untuk kegiatan belajar. Saat ini banyak sekali aplikasi mobile yang tersedia baik yang gratis atau berbayar yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan mobile learning tersebut misalnya Edmodo, Schoology, RuangGuru, dan lain sebagainya.

Atau kita ingin mengembangkan  sistem mlearning sendiri?

Ada beberapa hal yang perlu Bapak/Ibu perhatikan jika ingin mengembangkan sistem mlearning sendiri, diantaranya :

  1. Gunakan LMS yang bersifat responsive, artinya sistemnya memiliki kemampuan menyesuaikan tampilannya dengan ukuran tampilan smartphone.
  2. Gunakan Micro Learning, Jenis konten pembelajaran ini dirancang untuk diakses dan dikonsumsi secara singkat. Konten yang  berbasis kuis juga masuk dalam kategori ini.
  3. Gunakan juga Learning Games, yaitu konten pembelajaran yang dirancang menyerupai game atau permainan, tentunya akan lebih disukai anak anak kita.
  4. Tampilannya lebih informal, baik teks, gambar atau konten lainnya harus tampak informal
Nah itu saja dulu Bapak/Ibu guru diskusi kita teantang mlearning, mudah mudahan ada manfaatnya. Terimakasih
Share:

Rabu, 31 Oktober 2018

GEISA , Guru ASN Wajib Mengenalinya


GEISA adalah kependekan dari General Equipt and Integrated System of Attendance. Namanya keren dan ia akan menjadi teman sehari hari guru, khususnya guru ASN wabil khusus yang sudah mendapatkan TPG. Guru harus akrab dan dekat dekat selalu di si GEISA ini, sebab jika menjauhinya apalagi memusuhinya, tunjangan profesi guru alamat tidak cair.

Saat ini GEISA sedang diuji coba, dan rencananya tahun 2019 yang akan datang akan mulai mendatangi sekolah sekolah. Siap siap saja!

Aplikasi Geisa Client berada di tengah-tengah, diantara Mesin Finger Print, Aplikasi Dapodik, dan Server Geisa yang berada terpusat (di Jakarta). Server Geisa bertugas untuk mengumpulkan seluruh data log absensi guru yang berasal dari Aplikasi Geisa Client, kemudian data log absensi guru yang sudah sukses terkirim akan diproses dan terintegrasi dengan aplikasi lainnya seperti DHGTK, SIMTUN dan lain-lain.
Share:

Senin, 29 Oktober 2018

Sekali Lagi : Sekolah Tanpa Kertas, Mungkinkah?


Berapakah biaya pengadaan kertas setiap kali ulangan umum (PAS/PAT)? Marilah kita buat ilustrasi sederhananya.
Jumlah siswa : 500
Jumlah mapel : 11
Rata rata jumlah lembar ulangan tiap mapel termasuk lembar jawaban : 4
Biaya fotokopi : Rp. 200 per lembar
Maka biaya untuk penggandaan soal adalah : 500 x 11 x 4 x Rp. 200 = Rp. 4.400.000,- , jika ditambah dengan biaya amplop dan sebagainya anggaplah menjadi Rp. 5.000.000,-. Dalam satu tahun sekolah mengadakan 2 kali kegiatan ulangan umum, maka biaya untuk itu adalah Rp. 10.000.000,- .

Dari ilustrasi tersebut sudah tergambar berapa biaya minimal yang harus dikeluarkan sekolah, belum lagi biaya biaya lainnya. Jika sekolah mampu mengadakan ulangan umum berbasis komputer maka sekolah mampu menghemat anggaran cukup besar. Itu baru dari satu aspek, bayangkan juga penggunaan kertas untuk administrasi guru, kalu dikalkulasikan seorang guru paling sedikit menggunakan 1 rim kertas HVS, jika ada 30 orang guru, maka untuk perangkat pembelajaran saja minimal diperlukan 30 rim kertas. Coba kalau boleh administrasi guru itu cukup disimpan di Google Drive lalu di share kepada kepala sekolah dan pengawas, kepala sekolah dan pengawas sekolah bisa memeriksa dan memberi catatan kapan saja dimana saja, tidak perlu memeriksa dalam bentuk printout.

Satu lagi : Pengadaan buku siswa yang disyaratkan 20% dari anggran BOS tiap tahun. Coba kalau misalkan pengadaan itu diganti dengan pengadaan tablet standard. Tablet tersebut selain bisa diisi dengan ratusan buku, juga bisa digunakan untuk pembelajaran maupun ulangan, tentu akan lebih efektif dalam menunjang pembelajaran.

Intinya di era teknologi informasi ini, sekolah dan para birokrasi pendidikan harus mulai berfikir lebih kreatif dan inovatif untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Era Industri 4.0

Kedepannya para pembuat kebijakan pendidikan cobalah undang guru guru TIK, untuk membuat formulasi bagaimana membuat pembelajaran abad 21 tersebut. berfikirlah Out of the box
Share:

Selasa, 23 Oktober 2018

Mengenal AKSI For School

Apa itu AKSI, AKSI disini adalah kependekan dari Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia. PUSPENDIK KEMDIKBUD sudah meluncurkan aplikasi AKSI ini sejak tahun 2017. Hal ini tidak terlepas dari asumsi umum bahwa ada tiga unsur utama dalam membangun kompetensi siswa yaitu: Standar Kompetensi, Aktivitas Pembelajaran dan Penilaian. AKSI for School ini merupakan salah satu upaya untuk memperkaya penilaian formatif di sekolah. Sehingga dapat dijadikan sebagai alat guru dalam mendiagnosa kemampuan siswa pada topik topik yang substansial.

Baca juga : Test Formatif Dengan Aplikasi Plickers 

AKSI For School ini didesain sebagai modul berbasis komputer yang medukung peningkatan kompetensi siswa dalam hal Pemahaman Membaca, Matematika dan IPA. Untuk itulah beberapa saat yang lalu MGMP Bahasa Indonesia, MGMP IPA dan MGMP Matematika SMP Kabupaten Sukabumi telah mengadakan pelatihan penggunaan aplikasi ini.

Berikut ini adalah beberapa keunggulan menggunakan aplikasi ini :




Mudah mudahan penggunaan aplikasi ini bisa berdampakm signifikan bagi peningkatan kompetensi siswa dan juga guru


Share:

Sabtu, 08 September 2018

Tes Formatif Dengan Aplikasi Plickers.( Bagian 1 : Seting Kelas)


Untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa selama proses pembelajaran, biasanya guru mengadakan tes formatif. Di masa lalu tes seperti ini biasa berupa tes tertulis atau tes lisan, atau kadang cukup guru mengajukan pertanyaan yang cukup dijawab siswa dengan cara mengacungkan tangan. Cara seperti ini kadang lebih efektif karena guru bisa langsung memperkirakan persentasi daya serap siswa. Tetapi saat ini ada cara yang lebih menarik yaitu menggunakan aplikasi plickers.



Dengan aplikasi plickers guru dapat menayangkan pertanyaan di layar, kemudia siswa menjawabnya dengan cara mengangkat sebuah gambar khusus yang mewakili jawaban siswa. Selanjutnya guru akan memindai jawaban siswa tersebut dengan cara mengarahkan kamera smartphone kepada siswa atau sekelompok siswa. Aplikasi plickers akan memeriksa jawaban tersebut dan langsung memberikan hasil jawaban siswa tersebut di layar ponsel.


Bagaimana Bapak/Ibu guru ingin mencobanya? Silahkan unduh dulu aplikasi Plickers di playstore, lalu login dengan akun google anda. Aplikasi ini akan anda gunakan untuk memindai jawaban siswa.

Seting Kelas

Menambahkan Kelas Dan Siswa

Untuk seting kelas kunjungi https://www.plickers.com/ (gunakan browser, baik di PC maupun smartphone), lalu login dengan akun google yang sama dengan di aplikasi.

A. Klik tab Class (1), lalu klik Add new class (2) :



B. Lengkapi Nama kelasnya (1), tingkat (2), dan pelajaran (3), setelah selesai klik tombol save (4)




C. Ketikkan nama siswa lalu tekan enter


Demikian cara membuat kelas dan menambahkan siswa ke dalamnya. Selanjutnya pada bagian 2 tulisan ini kita akan membahas tentang menambhkan soal atau pertanyaan. Natikan kelanjutan tulisan ini .


Share:

Jumat, 07 September 2018

Variasi Pembelajaran Dengan QR Code

Kode QR atau biasa dikenal dengan istilah QR Code adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Penggunaan kode QR sudah sangat lazim di Jepang Hal ini dikarenakan kemampuannya menyimpan data yang lebih besar daripada kode batang sehingga mampu mengkodekan informasi dalam bahasa Jepang sebab dapat menampung huruf kanji. Kode QR telah mendapatkan standardisasi internasional dan standardisasi dari Jepang berupa ISO/IEC18004 dan JIS-X-0510 dasasan telah digunakan secara luas melalui ponsel di Jepang (https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_QR)


Selain untuk kepentingan identifikasi produk, QR Code bisa dimanfaatkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan sedikit kreativitas guru bisa merancang berbagai jenis teknik pembelajaran yang memanfaatkan QR Code dan HP. (Sebagai referensi bisa kunjungi : https://www.teachstarter.com/blog/10-exciting-qr-code-activity-ideas-for-classroom/)





Berikut adalah sebuah contoh skenario umum pembelajaran dengan QR Code:
Sebelum pelajaran:
  1. Atur siswa ke dalam kelompok. Setiap kelompok membutuhkan setidaknya SATU orang yang memiliki perangkat seluler (catatan: koneksi internet tidak diperlukan).
  2. Mintalah siswa untuk mengunduh pembaca QR (mis. I-Nigma | NeoReader | Kaywa) ke perangkat seluler mereka. Bawa perangkat ini ke dalam kelas/pelajaran.
  3. Siapkan sejumlah pertanyaan yang akan kita ubah menjadi QR Code. 
  4. Kunjungi website QR Treasure Hunt Generator : http://www.classtools.net/QR/ , klik tombol Get Started
  5. Pada halaman berikutnya lengkapi kolom judul quiz, kolom pertanyaan dan jawaban (paling sedikit 5) secara berurutan ke bawah, isi sandi untuk quiz ini . terakhir klik tombol Create the QR Chalange
  6. Akan muncul halaman berisi tautan, klik tautan yang muncul
  7. Setelah itu klik Get the QR Code for each question!
  8. Simpan gambar QR Code (sejumlah pertanyaan +1), QR Code yang paling atas/yang pertama adalah intruksi/pengantar dan QR Code berikutnya adalah pertanyaan yang kita buat.
  9. Cetak gambar QR Code tersebut. Tempelkan gambar QR code tersebut di tempat tempat tertentu di sekitar kelas/sekolah.


B. Pelajaran:
  1. Letakkan kode QR pertama ('introduction')  di papan tulis Anda.
  2. Setiap tim memindai QR Pertama ke perangkat mereka dan diberitahu untuk mulai berburu di sekitar sekolah untuk kode QR yang tersisa.
  3. Pemenangnya adalah tim pertama yang kembali dengan jawaban paling benar dalam waktu yang tersedia.
Contoh Video


C. TIPS / IDE LAINNYA
  1. Tim penghargaan SATU poin untuk setiap pertanyaan yang berhasil mereka decode, dan dua poin lagi untuk setiap jawaban yang benar yang mereka berikan.
  2. Siswa di setiap tim yang tidak memiliki akses ke perangkat seluler dapat bertanggung jawab atas jawaban penelitian / memburu kode QR lain untuk tim mereka.
Share:

Selasa, 04 September 2018

Solusi Komputer Murah Untuk UNBK Dengan Raspbery Pi atau Orange Pi

Banyak sekolah yang saat ini sedang menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) masih kesulitan dalam penyediaan  sarana komputer untuk itu. Sebagai ilustrasi jika sekolah memiliki peserta UN sebanyak 300 orang maka sekolah minimal harus mempersiapkan paling sedikit 100 unit komputer/laptop. Jika rata rata harga sebuah komputer atau laptop per unitnya 4 juta rupiah, maka sekolah memerlukan dana sekitar 400 juta rupiah. Mengadakan dana sebanyak itu tentunya tidak mudah bagi sekolah sekolah yang berada di daerah. Jika mengandalkan Dana Operasional Sekolah (BOS) rasanya lebih tidak mungkin lagi. Meminta bantua orangtua? Saat ini juga rasanya sulit, akibat janji janji politik sekolah gratis pimpinan sekolah akan menanggung resiko yang berat untuk itu. 
Lalu?
Sebenarnya ada sebuah solusi yang lebih ringan baiayanya, yaitu dengan menggunakan komputer mini jenis raspbery pi atau orange pi. Dengan harga dikisaran 300 ribuan ditambah pengadaan monitor dengan harga 700 ribuan, sekolah bisa mengadakan 100 unit komputer hanya dengan biaya sekitar 100 jutaan. Hanya seperempat dari harga normal.
Share:

VISI SMPN 1 CIKAKAK

TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERAHLAKUL KARIMAH, BERPRESTASI, ANTUSIAS DAN RELIJIUS

Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive


Recent Posts

Tags

Recent Comments

Followers