BLOG NYA PA ENDANG MUHTADIN
Tampilkan postingan dengan label UNBK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UNBK. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 November 2018

Menjalankan AKSI For School DI Jaringan

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk membantu seorang rekan guru yang ingin mencoba melakukan ulangan online menggunakan aplikasi dari puspendik yaitu AKSI For School. Apa itu AKSI For School bisa di baca di artikel : Mengenal Aksi For School .


Adapun langkah-langkah untuk menjalankan aplikasi ini di jaringan adalah :

  • Pastikan Laptop guru (sebagai server) dan Komputer/Tablet/Smarphone siswa terhubung pada jaringan yang sama (misalnya pada wifi SSID yang sama). 
  • Kemudian cek IP Adress laptop guru yang terhubung ke jaringan WiFi, caranya gunakan alat pencarian Windows anda (1), lalu ketikkan cmd (2) lalu klik ikon Command Prompt hasil pencarian





  • Pada jendela Command Prompt, ketikkan ipconfig, lalu enter

  • Lalu cek IP Adress pada bagian yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini, pada contoh ini IP Adress nya adalah 192.168.1.8



  • Jalankan aplikasinya dengan mengklik file motivasi-menu.bat. Perlu rekan rekan ketahui aplikasi ini bersifat portabel, folder tempat file aplikasi dan file pendukungnya bisa diletakkan dimana saja di komputer anda.

  • Klik Tombol Mulai Aplikasi, lalu tunggu beberapa saat


Pada tulisan ini guru di asumsikan sudah membuat kegiatan ulangannnya pada sistem AKSI ini, dan siswa sudah mendapat kartu peserta sehingga mengetahui username dan passwordnya.

Kemudian sekarang kita berpindah ke laptop/komputer siswa. Sebelumnya sudah kita bahas bahwa komputer siswa sudah terhubung dengan jaringan WIFI yang sama dengan komputer guru.
Pada komputer siswa, buka browser (misalnya: Google Chrome), lalu pada kotak adressnya ketikkan:
ip adress komputer guru:8191/motivasi. Pada contoh ini kita sudah cek IP Adressnya adalah 192.168.1.8, sehingga yang saya ketikkan di kotak adress browser adalah : 192.168.1.8:8191/motivasi   lalu tekan Enter

  • Lalu siswa login sesuai dengan username dan password pada kartu peserta





Share:

Selasa, 30 Oktober 2018

Ulangan Umum Hybrid (PBT + CBT)


Rasanya siswa SMP/SMA/SMK saat ini hampir semuanya memiliki HP Android, mengapa hal ini tidak kita manfaatkan untuk menyelenggarakan Ulangan Umum (PAS/PBT) berbasis komputer? Oke lah misalkan tidak semua siswa memilikinya, tetapi saya yakin setidaknya 60% siswa memilikinya. Jika kondisinya seperti itu, maka kita bisa melasanakan pola hybrid, yaitu menggunakan dua pola yaitu Paper Based Test dan Computer Based Test secara bersamaan, siswa yang memiliki HP menggunakan pola CBT sementara siswa yang tidak memiliki tetap mengikuti pola PBT.

Lalu infrastruktur IT apa yang harus dipersiapkan sekolah? Untuk tahap awal kita bisa menggunakan laptop guru sebagai server di setiap ruangan ulangan, untuk mengaktifkan jaringannya bisa digunakan software seperti  conectify. Jadi penjawalan ulangannya tidak seperti penjadwalan ulangan seperti biasanya, tetapi lebih mirip seperti penjadwalan pelajaran sehari hari.

Walaupun mungkin terlihat seperti rumit, tetapi jika dimulai dan dibiasakan, rasanya sekolah akan bisa melaksanakan kegiatan tersebut. Yang terpenting adalah adanya niat untuk mulai menggunakan paradigma baru dalam sistem pembelajaran di sekolah, termasuk dalam hal penilaian.

Bagaimana Bapak/Ibu guru, siapkah kita menghadapi sebuah era baru? Semua berpulang kepada kita guru guru sebagai aktor utamanya.
Share:

Senin, 29 Oktober 2018

Sekali Lagi : Sekolah Tanpa Kertas, Mungkinkah?


Berapakah biaya pengadaan kertas setiap kali ulangan umum (PAS/PAT)? Marilah kita buat ilustrasi sederhananya.
Jumlah siswa : 500
Jumlah mapel : 11
Rata rata jumlah lembar ulangan tiap mapel termasuk lembar jawaban : 4
Biaya fotokopi : Rp. 200 per lembar
Maka biaya untuk penggandaan soal adalah : 500 x 11 x 4 x Rp. 200 = Rp. 4.400.000,- , jika ditambah dengan biaya amplop dan sebagainya anggaplah menjadi Rp. 5.000.000,-. Dalam satu tahun sekolah mengadakan 2 kali kegiatan ulangan umum, maka biaya untuk itu adalah Rp. 10.000.000,- .

Dari ilustrasi tersebut sudah tergambar berapa biaya minimal yang harus dikeluarkan sekolah, belum lagi biaya biaya lainnya. Jika sekolah mampu mengadakan ulangan umum berbasis komputer maka sekolah mampu menghemat anggaran cukup besar. Itu baru dari satu aspek, bayangkan juga penggunaan kertas untuk administrasi guru, kalu dikalkulasikan seorang guru paling sedikit menggunakan 1 rim kertas HVS, jika ada 30 orang guru, maka untuk perangkat pembelajaran saja minimal diperlukan 30 rim kertas. Coba kalau boleh administrasi guru itu cukup disimpan di Google Drive lalu di share kepada kepala sekolah dan pengawas, kepala sekolah dan pengawas sekolah bisa memeriksa dan memberi catatan kapan saja dimana saja, tidak perlu memeriksa dalam bentuk printout.

Satu lagi : Pengadaan buku siswa yang disyaratkan 20% dari anggran BOS tiap tahun. Coba kalau misalkan pengadaan itu diganti dengan pengadaan tablet standard. Tablet tersebut selain bisa diisi dengan ratusan buku, juga bisa digunakan untuk pembelajaran maupun ulangan, tentu akan lebih efektif dalam menunjang pembelajaran.

Intinya di era teknologi informasi ini, sekolah dan para birokrasi pendidikan harus mulai berfikir lebih kreatif dan inovatif untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Era Industri 4.0

Kedepannya para pembuat kebijakan pendidikan cobalah undang guru guru TIK, untuk membuat formulasi bagaimana membuat pembelajaran abad 21 tersebut. berfikirlah Out of the box
Share:

Selasa, 04 September 2018

Solusi Komputer Murah Untuk UNBK Dengan Raspbery Pi atau Orange Pi

Banyak sekolah yang saat ini sedang menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) masih kesulitan dalam penyediaan  sarana komputer untuk itu. Sebagai ilustrasi jika sekolah memiliki peserta UN sebanyak 300 orang maka sekolah minimal harus mempersiapkan paling sedikit 100 unit komputer/laptop. Jika rata rata harga sebuah komputer atau laptop per unitnya 4 juta rupiah, maka sekolah memerlukan dana sekitar 400 juta rupiah. Mengadakan dana sebanyak itu tentunya tidak mudah bagi sekolah sekolah yang berada di daerah. Jika mengandalkan Dana Operasional Sekolah (BOS) rasanya lebih tidak mungkin lagi. Meminta bantua orangtua? Saat ini juga rasanya sulit, akibat janji janji politik sekolah gratis pimpinan sekolah akan menanggung resiko yang berat untuk itu. 
Lalu?
Sebenarnya ada sebuah solusi yang lebih ringan baiayanya, yaitu dengan menggunakan komputer mini jenis raspbery pi atau orange pi. Dengan harga dikisaran 300 ribuan ditambah pengadaan monitor dengan harga 700 ribuan, sekolah bisa mengadakan 100 unit komputer hanya dengan biaya sekitar 100 jutaan. Hanya seperempat dari harga normal.
Share:

VISI SMPN 1 CIKAKAK

TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERAHLAKUL KARIMAH, BERPRESTASI, ANTUSIAS DAN RELIJIUS

Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive


Recent Posts

Tags

Recent Comments

Followers