BLOG NYA PA ENDANG MUHTADIN
Tampilkan postingan dengan label Media pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Media pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Februari 2023

AR dalam Pembelajaran


 Pembelajaran berbasis Augmented Reality (AR) adalah metode pembelajaran yang menggunakan teknologi AR untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dengan menambahkan elemen virtual ke dalam dunia nyata. Teknologi AR memungkinkan siswa untuk menggabungkan objek digital dengan objek fisik di dunia nyata, sehingga mereka dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan mendalam.

Salah satu keuntungan utama dari pembelajaran berbasis AR adalah bahwa ia dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dengan teknologi AR, siswa dapat belajar melalui interaksi langsung dengan objek virtual, sehingga mereka dapat memahami konsep yang lebih abstrak dengan cara yang lebih konkret. Misalnya, siswa dapat memvisualisasikan organ dalam tubuh manusia dengan lebih jelas melalui teknologi AR, sehingga mereka dapat memahami fungsi dan peran masing-masing organ dengan lebih baik.

Selain itu, pembelajaran berbasis AR juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kognitif dan motorik mereka. Dalam beberapa aplikasi AR, siswa dapat memecahkan masalah, mengembangkan strategi, dan memperbaiki keterampilan motorik halus mereka melalui interaksi dengan objek virtual di lingkungan nyata. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari.

Pembelajaran berbasis AR juga dapat membantu siswa belajar dengan cara yang lebih personal dan adaptif. Dengan teknologi AR, siswa dapat mengakses konten belajar sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan belajar mereka sendiri. Mereka dapat mengulangi materi yang sulit, mempercepat materi yang lebih mudah, dan menyesuaikan pengalaman belajar mereka sesuai dengan preferensi belajar individu mereka.

Namun, meskipun pembelajaran berbasis AR memiliki banyak keuntungan, masih ada tantangan yang harus diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya infrastruktur teknologi yang memadai di sekolah. Pembelajaran berbasis AR membutuhkan perangkat seperti smartphone, tablet, atau headset AR untuk bekerja, sehingga diperlukan investasi dalam perangkat dan infrastruktur yang memadai untuk mengimplementasikan teknologi AR di kelas.

Selain itu, perlu diingat bahwa teknologi AR tidak boleh menjadi satu-satunya fokus dari pembelajaran. Meskipun teknologi AR dapat memperkaya pengalaman belajar siswa, tetap penting untuk memperhatikan tujuan pembelajaran dan memastikan bahwa penggunaan teknologi tersebut mendukung pencapaian tujuan tersebut.

Secara keseluruhan, pembelajaran berbasis AR memiliki potensi untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan cara yang lebih menarik, interaktif, dan personal. Namun, untuk mengimplementasikan teknologi ini di kelas, dibutuhkan investasi dalam infrastruktur teknologi yang memadai dan perencanaan pembelajaran yang hati-hati.

Share:

Senin, 04 Februari 2019

Mudahnya Membuat Aplikasi Text To Speech Dengan App Inventor

App Inventor adalah aplikasi web sumber terbuka yang awalnya dikembangkan oleh Google, dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).

App Inventor memungkinkan pengguna baru untuk memprogram komputer untuk menciptakan aplikasi perangkat lunak bagi sistem operasi Android. App Inventor menggunakan antarmuka grafis, serupa dengan antarmuka pengguna pada Scratch dan StarLogo TNG, yang memungkinkan pengguna untuk men-drag-and-drop objek visual untuk menciptakan aplikasi yang bisa dijalankan pada perangkat Android. Dalam menciptakan App Inventor, Google telah melakukan riset yang berhubungan dengan komputasi edukasional dan menyelesaikan lingkungan pengembangan online Google. (Wikipedia) 

Asssalamualaikum Wr. Wb.
Bertemu lagi dengan GuruTeika, kali ini kita akan belajar bersama membuat aplikasi android sederhana menggunakan MIT App Inventor. Untuk menggunakan aplikasi ini sangatlah mudah, kita tidak perlu melakukan instalasi perangkat lunak di komputer kita, cukup kita buka browser, sebaiknya Chrome/Mozilla Firefox, lalu di kotak adressnya kita ketikkan: ai2.appinventor.mit.edu , lalu login dengan akun Google Bapak/Ibu.
Setelah login kita dihadapkan dengan halaman dengan sebuah jendela popup welcome to App Inventor, klik pada tombol continue di bagian bawah jendela tersebut. Pada halaman berikutnya klik tombol Start new roject pada bagian kiri atas halaman ini.

Bapak/Ibu, sebagai contoh kali ini kita akan membuat sebuah proyek aplikasi yang dapat mengubah teks menjadi suara (Text to speech). Aplikasi ini cukup berguna bagi guru Bahasa Inggris. Dengan aplikasi ini siswa dapat belajar mengucapkan sebuah kata/frase/kalimat bahasa inggris. Siswa menuliskan sebuah kata/frasa/kalimat, lalu klik
Berikut adalah komponen dari rancangan aplikasi yang akan kita buat.


Jika ingin membaca kelanjutan dari artikel ini, silahkan Bapak/Ibu beri komentar dulu, Insya Allah jika memang ada yang ingin mengikuti kelanjutan tulisan ini, saya akan lanjutkan..
Wassalam

Share:

Selasa, 18 Desember 2018

Membuat Media Pembelajaran Peta Interaktif

Asssalamualaikum Bapak/Ibu sekalian, bertemu kembali dengan guruteika. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi cara membuat media pembelajaran peta interaktif dengan menggunakan Articulate Storyline. Media pembelajaran ini cocok digunakan oleh guru SD atau guru mata pelajaran IPS di SMP atau guru Geografi di SMA.

Pada contoh ini, saya akan membuat media pembelajaran : Peta Wisata Pelabuhanratu

  • Buka Articulate Soryline
  • Klik ganda pada gambar slide ditengah layar Storyline
  • Maka tampilan Story view berubah menjadi tampilan Slide view
  • Tampak ada satu buah slide kosong, pada slide kosong ini kita akan masukkan sebuah gambar peta. Bapak/Ibu bisa mencari gambar petanya di Google pada bagian gambar/image. Untuk memasukkan gambar kita klik tab Insert,  kemudian klik ikon Picture, pilih/klik gambar yang akan kita masukkan lalu klik Open. Maka sekarang gambar petanya sudah masuk kedalam slide.
  • Untuk menambahkan elemen interaktifnya kita akan gunakan marker. marker ini akan kita tempatkan pada setiap titik lokasi yang akan diberi tambahan informasi. Untuk yang pertama misalkan marker akan kita tempatkan pada titik Inna Samudra Beach Hotel. Untuk kelengkapan marker saya sudah menyiapkan teks tentang Inna Samudra, gambarnya dan sebuah lagu. 
  • Untuk membuat marker, klik tab Insert, lalu klik Marker, pilih satu gambar kecil untuk simbol markernya. letakkan marker tersebut pada titik yang dinginkan, untuk jelasnya perhatikan video berikut
  • Selanjutnya kita akan menambahkan gambar dan audio pada marker tersebut, perhatikan video nya

  • Selanjutnya kita tambahkan marker pada titik titik lokasi yang yang lainnya. Setelah selesai untuk melihat hasilnya kita klik tab Preview. Hasilnya bisa dilihat pada video berikut ini:

Dari video itu bisa kita lihat jika marker ditunjuk dengan mouse maka akan muncul nama dari lokasi yang ditunjuk, dan apabila marker tersebut diklik maka informasi lengkap mengenai hal tersebut akan muncul.

Demikian Bapak/Ibu cara membuat media pembelajaran Peta Interaktif menggunakan Articule Storyline. Terima kasih.
Share:

Kamis, 13 Desember 2018

Mengelola Player Articulate Storyline












Share:

Selasa, 04 Desember 2018

Aplikasi Android Untuk Guru Matematika dan IPA

Kegiatan mengukur panjang, jarak, sudut dan sebagainya merupakan kegiatan yang menarik bagi siswa. Meteran, penggaris, busur, adalah beberapa alat ukur dasar yang harus dikuasai oleh siswa. sebagai variasi dalam pembelajaran kita bisa memanfaatkan aplikasi aplikasi yang bisa menggantikan alat alat tersebut.

Pertama, untuk kegiatan pembelajaran mengukur jarak suatu benda kita bisa menggunakan aplikasi Smart Distance dari Smart Tools

Kedua, untuk mengukur kemiringan atau sudut kita bisa menggunakan aplikasi Smart Protractor, dengan aplikasi ini kita bisa mengukur sudut dengan beberapa mode. mode pertama dengan meletakkan benda yang akan diukur sudutnya langsung pada layar HP.  mode lainnya adalah mengukur melalui kamera HP


Masih ada beberapa aplikasi dari Smart Tools yang sangat menarik jika diaplikasikan dalam pembelajaran seperti Smart Measure dan Smart Ruler. Dengan sedikit kreativitas penulis yakin Bapak/Ibu guru terutama guru SD atau guru Matematika/IPA bisa mengaplikasikannya menjadi sebuah model pembelajaran yang menarik


Share:

Rabu, 31 Oktober 2018

Laboratorium Pembelajaran Berbasis Tablet Murah Meriah


Pembelajaran berbasis komputer bagi sebagian sekolah/siswa dianggap masih mahal investasinya. Tetapi dengan sedikit usaha sekolah bisa membuat lingkungan pembelajaran berbasis komputer dengan biaya yang relatif murah. Salah satunya dengan mengganti PC/Laptop dengan tablet. Dulu sempat ada wacana dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat tablet SABAK, (Baca : https://inet.detik.com/consumer/d-1706529/sabakmoe-tablet-pc-untuk-pendidikan) tetapi entah mengapa wacana itu sekarang hilang bagai tertiaup angin. Padahal efektifitas tablet dalam menunjang pembelajaran pastilah cukup signifikan. Tablet tidak memerlukan tempat yang luas bahkan bisa digunakan pada pembelajaran di luar kelas. Puluhan Judul Buku Sekolah Elektronik bisa disimpan didalamnya sehingga bisa lebih menghemat daripada pengadaan buku dalam format cetak. Jika satu Buku Siswa dalam format cetak harganya 30 ribu rupah, jika ada 11 mata pelajaran di kali 3 tingkat maka biaya pengadaannya mencapai 990 ribu rupiah.

Untuk uji coba, sekolah bisa membuat semacam laboratorium pembelajaran berbasis tablet. Pada laboratorium ini tersedia tablet untuk satu kelas/rombel siswa. Berapa biaya investasinya?
Tentunya tersedia berbagai macam varian tablet dengan berbagai harga, kita akan mencari tablet dengan harga termurah dan penulis mendapatkannya di https://shopee.co.id/TABLET-CITYCALL-CT-701-3G-QUADCORE-RAM-1-GB-ROM-8-GB-DUAL-SIM-GRS-RESMI-i.1383413.1343372724


Dengan harga sekitar 450 ribu rupiah dan kita asumsikan satu rombel terdiri dari 32 siswa, maka biaya pembelian tablet ini adalah Rp.14.400.000, ditambah untuk pembelian 1 buah akses point untuk membangun jaringan wireless dengan laptop guru yang harganya sekitar 200 ribu an, maka total investasinya kurang dari  15 juta an . Dengan investasi sebesar itu sekolah bisa memiliki sebuah laboratorium komputer berbasis tablet yang bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran termasuk ulangan berbasis komputer.

Referensi :
https://www.voaindonesia.com/a/sekolah-di-as-ganti-buku-pelajaran-dengan-tablet-komputer/1616759.html


Share:

Selasa, 30 Oktober 2018

Ulangan Umum Hybrid (PBT + CBT)


Rasanya siswa SMP/SMA/SMK saat ini hampir semuanya memiliki HP Android, mengapa hal ini tidak kita manfaatkan untuk menyelenggarakan Ulangan Umum (PAS/PBT) berbasis komputer? Oke lah misalkan tidak semua siswa memilikinya, tetapi saya yakin setidaknya 60% siswa memilikinya. Jika kondisinya seperti itu, maka kita bisa melasanakan pola hybrid, yaitu menggunakan dua pola yaitu Paper Based Test dan Computer Based Test secara bersamaan, siswa yang memiliki HP menggunakan pola CBT sementara siswa yang tidak memiliki tetap mengikuti pola PBT.

Lalu infrastruktur IT apa yang harus dipersiapkan sekolah? Untuk tahap awal kita bisa menggunakan laptop guru sebagai server di setiap ruangan ulangan, untuk mengaktifkan jaringannya bisa digunakan software seperti  conectify. Jadi penjawalan ulangannya tidak seperti penjadwalan ulangan seperti biasanya, tetapi lebih mirip seperti penjadwalan pelajaran sehari hari.

Walaupun mungkin terlihat seperti rumit, tetapi jika dimulai dan dibiasakan, rasanya sekolah akan bisa melaksanakan kegiatan tersebut. Yang terpenting adalah adanya niat untuk mulai menggunakan paradigma baru dalam sistem pembelajaran di sekolah, termasuk dalam hal penilaian.

Bagaimana Bapak/Ibu guru, siapkah kita menghadapi sebuah era baru? Semua berpulang kepada kita guru guru sebagai aktor utamanya.
Share:

Senin, 29 Oktober 2018

Produksi Konten Video Pembelajaran Daring


Produksi merupakan salah satu tahapan dari proses pengembangan video pembelajaran. Secara garIs besar proses pengembangan Video sebagai materi elearning terdiri atas tiga tahapan, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
  1. Pra Produksi adalah tahapan yang dilakukan sebelum video tersebut diproduksi. Pada tahap ini sebagian besar berupa perencanaan yaitu:
  • Perencanaan jadwal dan pemilihan topik bahasan yang akan dijadikan media pembelajaran.
  • Pemilihan format tampilan video pembelajaran.
  • Scriptwriting: Penulisan skrip atau naskah yang akan dipaparkan secara verbal.
  • Storyboarding: Storyboard adalah serangkaian sketsa yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang akan dimasukkan ke dalam video. Elemen tersebut, seperti: teknik produksi, penempatan animasi dan efek yang cocok dengan skenario.
  1. Produksi: Masa selama video diproduksi. Pada tahap ini dilakukan pekerjaan:
  • Pengambilan gambar dan audio narration.
  • Capturing memasukkan hasil shooting ke dalam komputer.
  1. Pasca produksi: Pekerjaan yang terdapat pada tahap ini meliputi :
  • Penyuntingan: melakukan perbaikan atau penyesuaian, seperti: memotong video, membuang bagian yang tidak diperlukan, menggabungkan klip, menambahkan transisi.
  • Pemberian efek – efek spesial
  • Perekaman efek suara
  • Pencampuran audio dan video
  • Penggandaan
Seperti model perekaman yang diinginkan, format atau template video juga mengikutinya.  Format tampilan Video elearning yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
  • Lets Slide Talk adalah teknik perekaman dengan cara screencasting menggunakan authoring toolCamtasia Studio ataupun lainnya. slide-slide materi pembelajaran dengan voice over. (Fokus pada Bahan ajar)
  • Mix Talking Head adalah teknik perekaman secara close-up narasumber diselingi tampilan materi pembelajaran secara bergantian (Fokus pada pemateri dan slide secara bergantian)
  • Talk on Camera adalah teknik pengambilan gambar dari berbagai sudut, dengan focus pemateri (bahan ajar sebagai pendukung). Pilihan ini memberi kesempatan dosen/presenter tampil di layar, dan diberi sentuhan multimedia yang lebih interaktif, namun dengan resiko durasi pasca produksi yang lebih lama sehingga menghasilkan produk akhir yang jauh lebih baik.
Share:

Minggu, 28 Oktober 2018

Kaidah Penulisan Soal Bentuk PG


Dalam menulis soal bentuk PG, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah

Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

Konstruksi
1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama.
6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawabandi atas benar”.
7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa
1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4. Setiap pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
Hal-hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal:
1. Soal tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA).
2. Soal tidak boleh bermuatan politik, pornografi, promosi produk komersil (iklan) atau instansi (nama sekolah, nama wilayah), kekerasan, dan bentuk lainnya yang dapat menimbulkan efek negatif atau hal-hal yang dapat menguntungkan atau merugikan kelompok tertentu.

Share:

Sabtu, 08 September 2018

Tes Formatif Dengan Aplikasi Plickers.( Bagian 1 : Seting Kelas)


Untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa selama proses pembelajaran, biasanya guru mengadakan tes formatif. Di masa lalu tes seperti ini biasa berupa tes tertulis atau tes lisan, atau kadang cukup guru mengajukan pertanyaan yang cukup dijawab siswa dengan cara mengacungkan tangan. Cara seperti ini kadang lebih efektif karena guru bisa langsung memperkirakan persentasi daya serap siswa. Tetapi saat ini ada cara yang lebih menarik yaitu menggunakan aplikasi plickers.



Dengan aplikasi plickers guru dapat menayangkan pertanyaan di layar, kemudia siswa menjawabnya dengan cara mengangkat sebuah gambar khusus yang mewakili jawaban siswa. Selanjutnya guru akan memindai jawaban siswa tersebut dengan cara mengarahkan kamera smartphone kepada siswa atau sekelompok siswa. Aplikasi plickers akan memeriksa jawaban tersebut dan langsung memberikan hasil jawaban siswa tersebut di layar ponsel.


Bagaimana Bapak/Ibu guru ingin mencobanya? Silahkan unduh dulu aplikasi Plickers di playstore, lalu login dengan akun google anda. Aplikasi ini akan anda gunakan untuk memindai jawaban siswa.

Seting Kelas

Menambahkan Kelas Dan Siswa

Untuk seting kelas kunjungi https://www.plickers.com/ (gunakan browser, baik di PC maupun smartphone), lalu login dengan akun google yang sama dengan di aplikasi.

A. Klik tab Class (1), lalu klik Add new class (2) :



B. Lengkapi Nama kelasnya (1), tingkat (2), dan pelajaran (3), setelah selesai klik tombol save (4)




C. Ketikkan nama siswa lalu tekan enter


Demikian cara membuat kelas dan menambahkan siswa ke dalamnya. Selanjutnya pada bagian 2 tulisan ini kita akan membahas tentang menambhkan soal atau pertanyaan. Natikan kelanjutan tulisan ini .


Share:

Rabu, 05 September 2018

Aplikasi Gratis Untuk Belajar Dan Mengajar : #1. LMS


Teknologi informasi telah mewarnai berbagai bidang kehidupan, termasuk juga dalam bidang pendidikan. Kegiatan belajar mengajar pada saat ini menuntut guru menggunakan teknolgi informasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tuntutan keterampilan abad 21 yang harus dikuasai siswa juga dalam banyak hal memerlukan bantuan teknologi informasi untuk mewujudkannya. Beruntunglah kita karena pada saat ini banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk itu, sebagian diantaranya adalah aplikasi aplikasi yang tidak berbayar atau gratis.



Pada tulisan ini, penulis akan menguraikan contoh aplikasi aplikasi gratis yang dapat dimanfaatkan guru dalam membantu proses belajar mengajar. Penulis akan mulai dengan aplikasi LMS gratis.

LMS atau Learning Management System merupakan sebuah sistem untuk mengelola kegiatan pembelajaran dalam sebuah jaringan komputer (baik internet maupun internet).  Berikut ini tiga (3) LMS gratis yang paling populer saat ini.

1. Edmodo, merupakan sebuah LMS yang tampilan maupun karakteristik mirip dengan Facebook. LMS Edmodo mengintegrasikan jejaring sosial kedalam lingkungan LMS nya. Edmodo menyediakan tiga jenis akun yaitu Guru, Siswa dan orangtua. 

Aktifitas pembelajaran yang disediakan oleh Edmodo meliputi Quizz, Poll dan Assignment. Semnetara sumber belajar yang didukung oleh Edmodo meliputi berbagai jenis file dan tautan(link).




2.  Schoology,  Memiliki fitur yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan Edmodo. Istilah dan tampilannya sangat mirip dengan facebook, sehinggu guru atau siswa yang sudah terbiasa dengan facebook akan mudah beradftasi saat menggunakan LMS ini.

3. Moodle, Moodle merupakan LMS yang sangat lengkap baik dari segi administrasi maupun dari segi aktifitas dan sumber belajar. Selain itu moodle tersedia dalam format cloud (internet) maupun bisa di download untuk bisa digunakan pada jaringan lokal atau intranet.

Demikian itu tadi tiga LMS yang saat ini banyak digunakan oleh para guru diseluruh dunia untuk membangun sistem kelas maya (virtual class). Dengan LMS guru bisa mengembangkan metode Flipped Classroom sebagai salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan abad 21 yaitu keterampilan Kolaborasi.
Share:

Kamis, 16 Agustus 2018

Membuat Video Pembelajaran interaktif #2

Baiklah Bapak/Ibu guru kita lanjutkan artikel kita sebelumnya tentang cara membuat video pembelajaran interaktif #1. Langsung saja ikuti langkah langkah berikut :

Membuat akun di edpuzzle.com

1. Buka edpuzzle.com, lalu klik signup


2. Daftar/sign up sebagai guru


3. Kita bisa menggunakan akun google yang kita miliki dengan mengklik tombol Connect with Google


4. Pilih akun googlenya


 5. Pilih saja Allow

6. Masukkan nama sekolah anda. Jika sekolah anda pernah terdaftar maka nama sekolah anda akan muncul pada dropdown list nya. jika tidak ada silahkan klik Add new school 



7. Masukkan nama sekolah dan kota anda, lalu klik tombol Add school 

Selamat, kita sudah memiliki akun edpuzzle, ikuti langkah berikutnya pada artikel selanjutnya

Share:

Membuat Video Pembelajaran Interaktif #1

Membuat media pembelajaran merupakan salah satu tugas pokok seorang guru. Ada banyak jenis media pembelajaran baik yang konvensional/manual maupun yang bebasis Teknologi Informasi. Khusus mengenai yang berbasis TI, kita mengenal beberapa aplikasi yang sangat bagus untuk membuat media pembelajaran interaktif seperti Adobe Flash, Lectora Inspire dan Articulate Storyline.

Tetapi pada kesempatan ini kita akan membahas bagaimana membuat media pembelajaran berupa video interaktif. Kenapa interaktif? Karena pada video ini kita bisa menambahkan pertanyaan untuk menguji pemahaman siswa isi video. Berikut contoh videonya :


Jika muncul pertanyaan jawab saja Ya, lalu klik tombol submit di bagian bawah, setelah itu klik tombol continue, maka video akan lanjut. Beberapa saat kemudian akan muncul lagi pertanyaan pilihan ganda, pilih salah salah satu jawaban lalu lakukan langkah yang sama seperti pertama.

Bagaimana Bapak Ibu? Kita akan membahas cara membuatnya pada bagian #2 tulisan ini. Tunggu saja
Share:

Senin, 13 Februari 2017

Sekolah Tanpa Kertas


Sekolah itu identik dengan kertas. Lihat saja siswa datang ke sekolah dengan setumpuk buku, baik buku tulis maupun buku paket. Demikian juga guru masuk kelas juga dengan membawa setumpuk buku. Ada buku paket pelajaran, buku referensi, buku LKS, buku agenda mengajar, buku absen, buku  silabus, RPP, buku bank soal, buku program tahunan, program semester dan masih banyak buku-buku administrasi lainnya. Di ruang guru bertumpuk kertas-kertas ulangan baik yang belum maupun yang sudah diperiksa dan di analisa. Di meja kepala sekolah ada setumpuk administrasi guru menunggu di tandatangani. Di ruang tata usaha lebih banyak lagi buku dan kertas.
Ini adalah sebuah keadaan yang hampir sama seperti keadaan 100 tahun yang lalu. Artinya belum ada perubahan yang berarti dalam sistem manajemen dan administrasi sekolah, semuanya masih berorientasi pada kertas. Di zaman yang sering disebut sebagai zaman teknologi informasi, sekolah adalah satu-satunya entitas yang masih berpegang teguh pada paradigma lama. Lihat saja, masih banyak pengawas sekolah yang meminta administrasi guru seperti RPP dan sebagainya dalam bentuk cetakan bahkan tulisan tangan. Padahal jika adminstrasi guru tidak perlu lagi berbentuk bahan cetakan, berapa banyak anggaran yang bisa di hemat oleh sekolah. Dan guru akan punya lebih banyak waktu untuk membimbing siswa, merancang berbagai macam strategi pembelajaran dan mengimplementasikannya dengan berbagai metode dan teknik dari pada hanya menghabiskan waktu untuk menulis administrasi yang sedemikian banyak.
Banyak pejabat pendidikan yang meminta agar guru dapat memanfaatkan teknologi informasi, tetapi cara pandang para pejabat ini juga masih cara pandang lama. Belum sampai pada cara pandang bahwa penggunaan  teknologi informasi di sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi baik dari segi administrasi, pembiayaan dan terutama efisiensi pembelajaran.
Berikut ini adalah sebuah ilustrasi sederhana tentang sekolah yang menerapkan tekonologi informasi secara terpadu dan terintegrasi.
Pada hari pertama tahun ajaran baru, seorang guru  masuk ke kelas VII SMP dengan sebuah laptop yang terhubung dengan jaringan sistem informasi sekolah. Dia cukup klik atau ketik nama kelas, maka server sistem informasi akan memunculkan daftar nama siswa lengkap beserta bio datanya di laptopnya. Selanjutnya guru melakukan pengabsenan, hasilnya tersimpan di server sistem. Yang tercatat bukan hanya data kehadiran siswa saja, data kehadiran guru, tema atau topik pelajaran, status ketuntasan juga akan tersimpan. Sama sekali tidak perlu kertas.
Sementara itu siswa dengan tablet nya yang juga terhubung dengan yang server sistem, mereka akan terhubung dengan pusat sumber belajar  yang diatur oleh sebuah Learning Management System. Mereka bisa mengakses materi pelajaran, latihan soal bahkan ulangan cukup dengan tabletnya. Status kemajuan belajar, tugas, dan ulangannya akan tercatat pada sistem. Sama sekali tidak perlu kertas.
Kemudian lewat web sekolah atau SMS gateway, orang tua siswa juga bisa mengakses status kemajuan belajar putra-putri mereka dengan mudah. Kepala sekolah juga bisa mengakses administrasi guru, proses  dan evaluasi pembelajaran setiap guru cukup lewat laptop di ruang kerjanya. Pengawas dan dinas pendidikan pun bisa mendapatkan laporannya dengan cepat secara real time dan tanpa rekayasa. Sama sekali tidak perlu kertas.
Dan di akhir semester, semua laporan yang berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran sudah tersedia di server sistem informasi sekolah, semua warga sekolah, guru, wali kelas, kepala sekolah bahkan siswa bisa mengaksesnya sesuai dengan hak akse masing-masing. Sama sekali tidak memerlukan kertas.

Mungkinkah keadaan seperti yang dilustrasikan di atas bisa direalisasikan?  Silahkan para pejabat pendidikan, para kepala sekolah dan para guru sendiri untuk menjawabnya.
Share:

VISI SMPN 1 CIKAKAK

TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERAHLAKUL KARIMAH, BERPRESTASI, ANTUSIAS DAN RELIJIUS

Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive


Recent Posts

Tags

Recent Comments

Followers