BLOG NYA PA ENDANG MUHTADIN
Tampilkan postingan dengan label Ikatan Guru Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ikatan Guru Indonesia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 November 2018

Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Dengan Kahoot

Jika dalam model pembelajaran Teams Games Tournament konvensional kita biasanya menggunakan kartu soal sebagai media untuk turnamennya, maka saat ini kita bisa menggunakan HP/Smartphone sebagai medianya. Ada banyak aplikasi yang memungkinkan kita bisa memodifikasi model pembelajaran tersebut sehingga lebih bervariasi dan lebih menantang. Kita bisa menggunakan QR Code (pernah kita bahas pada artikel : Variasi Pembelajaran Dengan QR Code), misalnya. Atau kita bisa menggunakan Kahoot.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Aplikasi Kahoot memungkinkan guru untuk melakukan lima langkah tersebut dengan lebih mudah dan lebih menarik tentunya.


Oh ya apakah itu Kahoot! ? Coba simak video berikut ini!




Kahoot memungkinkan bapak/ibu guru membuat quiz dalam bentuk games dan bisa dipertandingkan antar team siswa





Dalam sistem kahoot kita bisa menggunakan quiz yang kita buat sendiri, atau juga bisa menggunakan quiz yang dibuat orang lain. Bahkan lembaga lembaga besar seperti National Geoghrafic pun menyediakan quiznya dalam format Kahoot.

Untuk bisa memanfaatkan Kahoot ini, langsung saja bapak ibu kunjungi : https://create.kahoot.it/login , maka kita akan dihadapkan pada halaman Login, Gunakan saja akun google kita untuk login. Karena kita belum memiliki akun Kahoot klik saja tombol Sign Up yang ada pada bagian kanan atas halaman login ini. Selanjutnya pada halaman sign up tersebut kita klik kotak As a teacher

gunakan saja akun gmail Bapak/Ibu untuk membuat akun kahoot ini

lalu lengkapi formulir yang ditampilkan, yang terlihat pada gambar di bawah ini hanya sekedar contoh, silahkan Bpak/Ibu lengkap sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu

jangan lupa beri ceklis pada kotak kecil sebelum tulisan I have read dst. setelah semuanya lengkap klik tombol Join Kahoot! Setelah itu akan muncul halaman penawaran jenis akun kahoot, untuk sementara kita pilih saja yang gratis/Free dulu.

Untuk selanjutnya silahkan Bapak/Ibu explore lebih jauh pada halaman my kahoot yang muncul kemudian

Jika Bapak/Ibu ingin belajar bersama lebih jauh tentang Kahoot ini, rencananya IGI Kabupaten Sukabumi akan mengadakan Workshop Kahoot dalam waktu dekat ini.



Share:

Senin, 29 Oktober 2018

Sekali Lagi : Sekolah Tanpa Kertas, Mungkinkah?


Berapakah biaya pengadaan kertas setiap kali ulangan umum (PAS/PAT)? Marilah kita buat ilustrasi sederhananya.
Jumlah siswa : 500
Jumlah mapel : 11
Rata rata jumlah lembar ulangan tiap mapel termasuk lembar jawaban : 4
Biaya fotokopi : Rp. 200 per lembar
Maka biaya untuk penggandaan soal adalah : 500 x 11 x 4 x Rp. 200 = Rp. 4.400.000,- , jika ditambah dengan biaya amplop dan sebagainya anggaplah menjadi Rp. 5.000.000,-. Dalam satu tahun sekolah mengadakan 2 kali kegiatan ulangan umum, maka biaya untuk itu adalah Rp. 10.000.000,- .

Dari ilustrasi tersebut sudah tergambar berapa biaya minimal yang harus dikeluarkan sekolah, belum lagi biaya biaya lainnya. Jika sekolah mampu mengadakan ulangan umum berbasis komputer maka sekolah mampu menghemat anggaran cukup besar. Itu baru dari satu aspek, bayangkan juga penggunaan kertas untuk administrasi guru, kalu dikalkulasikan seorang guru paling sedikit menggunakan 1 rim kertas HVS, jika ada 30 orang guru, maka untuk perangkat pembelajaran saja minimal diperlukan 30 rim kertas. Coba kalau boleh administrasi guru itu cukup disimpan di Google Drive lalu di share kepada kepala sekolah dan pengawas, kepala sekolah dan pengawas sekolah bisa memeriksa dan memberi catatan kapan saja dimana saja, tidak perlu memeriksa dalam bentuk printout.

Satu lagi : Pengadaan buku siswa yang disyaratkan 20% dari anggran BOS tiap tahun. Coba kalau misalkan pengadaan itu diganti dengan pengadaan tablet standard. Tablet tersebut selain bisa diisi dengan ratusan buku, juga bisa digunakan untuk pembelajaran maupun ulangan, tentu akan lebih efektif dalam menunjang pembelajaran.

Intinya di era teknologi informasi ini, sekolah dan para birokrasi pendidikan harus mulai berfikir lebih kreatif dan inovatif untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Era Industri 4.0

Kedepannya para pembuat kebijakan pendidikan cobalah undang guru guru TIK, untuk membuat formulasi bagaimana membuat pembelajaran abad 21 tersebut. berfikirlah Out of the box
Share:

Selasa, 23 Oktober 2018

Mengenal AKSI For School

Apa itu AKSI, AKSI disini adalah kependekan dari Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia. PUSPENDIK KEMDIKBUD sudah meluncurkan aplikasi AKSI ini sejak tahun 2017. Hal ini tidak terlepas dari asumsi umum bahwa ada tiga unsur utama dalam membangun kompetensi siswa yaitu: Standar Kompetensi, Aktivitas Pembelajaran dan Penilaian. AKSI for School ini merupakan salah satu upaya untuk memperkaya penilaian formatif di sekolah. Sehingga dapat dijadikan sebagai alat guru dalam mendiagnosa kemampuan siswa pada topik topik yang substansial.

Baca juga : Test Formatif Dengan Aplikasi Plickers 

AKSI For School ini didesain sebagai modul berbasis komputer yang medukung peningkatan kompetensi siswa dalam hal Pemahaman Membaca, Matematika dan IPA. Untuk itulah beberapa saat yang lalu MGMP Bahasa Indonesia, MGMP IPA dan MGMP Matematika SMP Kabupaten Sukabumi telah mengadakan pelatihan penggunaan aplikasi ini.

Berikut ini adalah beberapa keunggulan menggunakan aplikasi ini :




Mudah mudahan penggunaan aplikasi ini bisa berdampakm signifikan bagi peningkatan kompetensi siswa dan juga guru


Share:

Senin, 17 September 2018

Guru Honorer: Sudah Gaji Sering Terlambat, Eh Masih disebut Guru Ilegal

(foto : Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sungguh terlalu PLT Kadisdik Garut yang menyebut guru honorer sebagai guru ilegal. Sebagai seorang pejabat seharusnya Ia mengetahui kondisi pendidikan di tempatnya. Selama ini lebih dari 70% kegiatan pembelajaran di sekolah sekolah negeri dilakukan oleh para guru honorer. Apalagi di Sekolah Dasar, banyak SD di daerah yang hanya memiliki 1 atau 2 orang guru PNS, selebihnya adalah guru honorer. 



Guru honorer itu, gajinya jauh di bawah UMR dan dibayarnya pun seringkali 3 bulan sekali bahkan kadang lebih jika pemerintah terlambat dalam mencairkan dana BOS.

Kalaupun ia tidak bisa memberikan solusi terhadap permasalahan guru honorer, janganlah membuat pernyataan yang menyakitkan. Wajar jika mereka dan juga rekan rekan mereka yang guru PNS turun untuk berdemo.
Mudah mudahan kelakuan PLT Kadisdik Kab. Garut ini tidak diikurti oleh pejabat pejabat lain.
Share:

Jumat, 07 September 2018

5 Tips Membuat Kelas Menyenangkan


Belajar di kelas. Aktifitas yang satu ini menjadi menu harian untuk bapak ibu guru dan para murid di sekolah. Sebagai guru, yang merupakan fasilitator utama, guru sangat berperan untuk membuat menu harian ini dalam sajian yang segar, menarik, tidak membosankan dan tentunya bergizi.
Penyajian yang selalu baru menjadi salah satu faktor untuk menentukan hasil dari proses belajar mengajar. Nah, apa tips dan trik dari bapak ibu guru yang biasa bapak ibu guru lakukan untuk membuat menu harian ini segar dan bergizi? Intip yuks beberapa cara membuat kelas menyenangkan berikut ini!
1. Hindari berdiri di satu posisi
Dalam cara konvensional dalam mengajar, guru selalu mengajar dengan posisi yang sama yaitu di depan kelas. Guru duduk di belakang meja guru atau berdiri di depan papan tulis. Guru biasanya meminta murid untuk membuka buku pelajaran atau membagikan foto kopi materi pelajaran. Kemudian materi tersebut dibahas bersama-sama. Metode ini dikaji sebagai salah satu metode yang tidak efektif, karena belajar terjadi hanya satu arah, guru menyampaikan dan murid mendengarkan. Kira-kira akan berapa lama anak-anak akan bertahan untuk menyimak pelajaran yang diajarkan? 10 menit? 15 menit? Coba saja.
Bandingkan dengan mobile teaching. Guru bisa membahas mata pelajaran dalam jarak dekat dengan murid. Matematika misalnya. Dengan metode mobilitas di dalam kelas, guru bisa benar-benar turun untuk membantu murid menjelaskan penggunaan rumus, perkalian dan lain sebagainya. Selain itu, hal ini juga bisa membantu murid untuk lebih relax, menciptakan suasana bahwa mereka memang sedang belajar bersama dengan guru mereka, bukan selalu diajari atau digurui.
Terlebih, mereka akan merasakan keterlibatan guru secara emosional. Dengan berjalan-jalan, berpindah-pindah posisi, guru juga akan lebih mengetahui secara detail situasi kelas, bahkan melihat apa yang dikerjakan oleh muridnya, satu-persatu. Apakah Donny sedang melamun, Carol sedang menggambar karena bosan, atau ada murid yang bisik-bisik, corat-coret dan lain sebagainya.
2. Pancing ide anak sebanyak-banyaknya
Full attention atau atensi penuh bisa juga didapat dari memancing pendapat, diskusi atau berdebat argument. Tidak semua anak bisa mengeluarkan idea tau pendapat mereka. Sebagai guru, kita harus percaya pada kemampuan dari masing-masing anak. Pacu mereka untuk berani berpendapat, hargai apapun yang mereka ungkapkan. Dengan demikian, selain memberikan materi pelajaran, kita juga melatih mereka untuk terbuka pada perbedaan ide dan mendengarkan orang lain. Hal ini menjadi sangat penting bagi anak, karena ini akan menjadi bekal untuk mereka berinteraksi dengan orang lain, dengan teman, guru, orang tua atau siapa saja yang mereka temui.
3. Bervariasi
Sajikan mata pelajaran dengan berbagai variasi. Misalnya di awal pelajaran, bapak ibu guru bisa memberikan aktivitas untuk class warming up, seperti berdiri bersama dan melakukan yel-yel, atau games selama 5 menit, atau cerita lucu atau apapun yang bisa memberikan semangat dan menyatukan spirit anak untuk belajar bersama bapak ibu guru selama 45 menit atau 90 menit ke depan. Bisa juga setelah 15 menit menjelaskan mata pelajaran, bapak ibu guru bisa menyisipkan kuis selingan. Perbanyak diskusi dengan anak-anak murid. Di akhir pelajaran, bisa ditutup dengan tanya jawab singkat mengenai mata pelajaran yang diajarkan.
4. Berikan perhatian ke semua anak
Yang sering terjadi di kelas adalah guru akan cenderung lebih memperhatikan murid yang pintar dan aktif. Kita coba tarik kembali ke masa kita sekolah dulu. Jika memang kita sebagai anak aktif, kita akan merasa kita sangat diperhatikan oleh guru.
Jika kita diam saja di kelas, maka kita juga tidak akan berkesempatan untuk menuangkan ide ataupun mengaktualisakan diri kita di kelas. Makanya sering muncul jargon, jadilah anak ‘yang paling’…paling pintar, paling paling cantik, paling badung, paling suka telat… Yang penting menjadi ‘paling’, entah paling apa, karena dengan paling, kita baru akan diperhatikan oleh guru.
Bagaimana dengan anak-anak yang dalam taraf biasa-biasa saja? Sekarang ketika menjadi seorang guru, sebenarnya tugas seorang guru lah untuk mengeksplore ‘benih-benih paling’ yang ada di dalam diri masing-masing anak. Sebagai guru, guru harus percaya bahwa setiap anak punya talenta dan potensi yang berbeda-beda.
5. Maksimalkan teknologi
Salah satu alat yang membantu guru untuk menciptakan suasana aktif dan segar adalah teknologi. Manfaatkan teknologi yang ada, seperti laptop, internet dan projektor untuk mengubah materi pelajaran text book ke audio visual. Dengan penyajian yang baik dan menarik, fokus anak akan lebih terarah pada materi yang disampaikan. Jangan ragu untuk mengotak-atik atau membuat sesuatu yang berbeda dengan teknologi.
Dengan satu klik di sebuah website, guru bisa mendapatkan berbagai pengetahuan yang bisa diseleksi menyesuaikan mata pelajaran yang sedang dibahas. Berbagai situs tentang edukasi dan pengetahuan tersedia, salah satunya adalah portal kesekolah.com yang menyajikan berbagai artikel dari kesehatan, pendidikan, berita, solusi edukasi dan lain sebagainya. Dengan demikian, pembahasan materi yang dilakukan di dalam kelas akan lebih bervariasi dan selalu segar, karena informasi dari internet selalu update dan terkini.
Source : www.kesekolah.com
Share:

Kamis, 23 Februari 2017

SAGUSABLOG ONLINE


SAGUSABLOG yang diprakarsai oleh Ikatan Guru Indonesia dan diselenggarakan secara GRATIS oleh@mrmung sebagai invator dan narasumber dengan menggunakan media aplikasi telegram membuka tirai yang menyelimuti ruang diklat atau workshop bagi para guru di timur Indonesia untuk ikut meningkatkan kompetensi profesi dalam melakukan inovasi pembelajaran berbasis IT.
Inovasi pembelajaran yang dilakukan dalam workshop ataupun diklat berbasis IT di bagian Timur Indonesia terutama Maluku sangat jarang dilakukan baik terbatasnya mata diklat atau program yang direncanakan oleh Balai Diklat maupun lembaga-lemabaga Pendidikan terkait sehingga menjauhkan para guru dengan dunia Inovasi berbasis Internet kecuali bagi para guru yang pingin mandiri.
Kemandirian para Guru di Maluku kadang terbatas dengan kurangnya mentor maupun terbatasnya Internet yang terkesan Merogok Koceh lumayan besar sehingga mengurangi keinginan para guru untuk terus mengembangkan diri disamping persaingan kualitas antar lembaga maupun antar para guru masih kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Kehadiran Workshop SAGUSABLOG ONLINE bagi sebagian guru yang mempunyai keinginan besar untuk mengembangkan diri guna memenuhi tuntutan pembelajaran berbasis Online menjadi angin segar serta dorongan untuk bangkit serta berupaya menyetarakan diri dengan ketertinggalan yang begitu jauh. Namun semangat juang serta tatapan penuh harap untuk kemajuan dunia Pendidikan di Maluku menjadi sebuah harapan yang mungkin tidak lagi mimpi walau masih terkesan sedikit menanjak untuk menggapainya.
Mimpi yang tumbuh dari sebuah realitas dan harapan yang menggelora dalam real waktu dan kesempatan yang telah terbuka luas tidak menjadi mimpi hampa tanpa bukti. Alhamdulillah melalui Workshop SAGUSABLOG Online GRATIS kami hadirkan Blog sederhana yang membutuhkan banyak uluran tangan serta bimbingan para senior serta teman-teman dalam moto “Sharing and Growing Together” – berkembang dan tumbuh bersama menjadi perekat guru di Timur Indonesia dengan Guru di seluruh Nusantara.
Penulis: Riyadi Kamis
Blog: www.riyadikamis.com
Share:

Selasa, 31 Januari 2017

Maju Bersama IGI

IGI
Sejak mengenal IGI, sudah banyak pelatihan pelatihan peningkatan Kompetensi yang sudah saya ikuti. IGI merupakan organisasi profesi guru yang legal yang sangat peduli terhadap peningkatan kompetensi guru. Untuk lebih mengetahui lebih banyak tentang IGI silahkan kunjungi Website resmi IGI ,

Salah satu pelatihan yang diselenggarakan IGI adalah pelatihan Pembuatan Blog sebagai Media Pembelajaran. Informasi tentang pelatihan ini bisa dilihat di Website Sagusablog

Bagi rekan rekan guru, Ayo bergabung dengan IGI untuk meningkatakan kemampuan kita sebagai guru.
Share:

VISI SMPN 1 CIKAKAK

TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERAHLAKUL KARIMAH, BERPRESTASI, ANTUSIAS DAN RELIJIUS

Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive


Recent Posts

Tags

Recent Comments

Followers