BLOG NYA PA ENDANG MUHTADIN

Senin, 19 November 2018

Composr, CMS Dengan Fitur Berlimpah

Selama ini mungkin Wordpress adalah platform CMS yang paling banyak digunakan kalangan awam untuk membangun blog atau bahkan website. Hal ini tidak terlepas dari kemudahan dan kelengkapan fitur Wordpress dalam membangun blog atau situs. Blogger mungkin juga dianggap lebih mudah, tetapi blogger tidak bisa diinstalasi secara manual di server webhosting.

Beberapa hari ini, saya menemukan sebuah CMS yang menurut saya lebih lengkap fiturnya dari wordpress. CMS diberi nama Composr dengan situs resminya di : https://compo.sr/ . Di situsnya disebutkan bahwa Composr ini merupakan perpaduan antara CMS dan media sosial. Dengan CMS ini kita bisa membangun sebuah situs yang memadukan News, Blog dan sosial media. Bahkan fitur quizz dan survey/polling sudah tersedia default ranpa perlu menambahkan addon tersendiri. Rasanya CMS ini cocok digunakan oleh guru atau sekolah untuk mengembangkan situs pembelajaran atau situs pendidikan yang sudah punya cita rasa web 2.0. Yang bisa menggabungkan aktifitas blogging dan media sosial maupun quizz sehingga bisa menumbuhkan interaktivitas yang memang diperlukan oleh sebuah situs yang didedikasikan untuk kegiatan belajar mengajar.

Berikut ini video tentang Compsr secara umum:



Namun tentunya bukan berarti Composr ini tanpa kekekurangan. Salah satu kekurangan terbesarnya adalah kecilnya komunitas yang mendukungya. Berbeda dengan Wordpress yang memang memiliki dukungan yang sangat luas sehingga jumlah fitur addon dari fihak ketiga menjadi semakin lengkap.

Ini adalah salah satu contoh situs yang dibuat menggunakan Composr, baru mencoba instalasi dan pengaturan dasarnya : http://gumanti.jejaring.org/

Terima kasih Bapak/Ibu guru hebat sekalian sudah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan singkat ini, mudah mudahan ada manfaatnya.
Salam guru pembelajar!



Share:

Jumat, 09 November 2018

Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Dengan Kahoot

Jika dalam model pembelajaran Teams Games Tournament konvensional kita biasanya menggunakan kartu soal sebagai media untuk turnamennya, maka saat ini kita bisa menggunakan HP/Smartphone sebagai medianya. Ada banyak aplikasi yang memungkinkan kita bisa memodifikasi model pembelajaran tersebut sehingga lebih bervariasi dan lebih menantang. Kita bisa menggunakan QR Code (pernah kita bahas pada artikel : Variasi Pembelajaran Dengan QR Code), misalnya. Atau kita bisa menggunakan Kahoot.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Aplikasi Kahoot memungkinkan guru untuk melakukan lima langkah tersebut dengan lebih mudah dan lebih menarik tentunya.


Oh ya apakah itu Kahoot! ? Coba simak video berikut ini!




Kahoot memungkinkan bapak/ibu guru membuat quiz dalam bentuk games dan bisa dipertandingkan antar team siswa





Dalam sistem kahoot kita bisa menggunakan quiz yang kita buat sendiri, atau juga bisa menggunakan quiz yang dibuat orang lain. Bahkan lembaga lembaga besar seperti National Geoghrafic pun menyediakan quiznya dalam format Kahoot.

Untuk bisa memanfaatkan Kahoot ini, langsung saja bapak ibu kunjungi : https://create.kahoot.it/login , maka kita akan dihadapkan pada halaman Login, Gunakan saja akun google kita untuk login. Karena kita belum memiliki akun Kahoot klik saja tombol Sign Up yang ada pada bagian kanan atas halaman login ini. Selanjutnya pada halaman sign up tersebut kita klik kotak As a teacher

gunakan saja akun gmail Bapak/Ibu untuk membuat akun kahoot ini

lalu lengkapi formulir yang ditampilkan, yang terlihat pada gambar di bawah ini hanya sekedar contoh, silahkan Bpak/Ibu lengkap sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu

jangan lupa beri ceklis pada kotak kecil sebelum tulisan I have read dst. setelah semuanya lengkap klik tombol Join Kahoot! Setelah itu akan muncul halaman penawaran jenis akun kahoot, untuk sementara kita pilih saja yang gratis/Free dulu.

Untuk selanjutnya silahkan Bapak/Ibu explore lebih jauh pada halaman my kahoot yang muncul kemudian

Jika Bapak/Ibu ingin belajar bersama lebih jauh tentang Kahoot ini, rencananya IGI Kabupaten Sukabumi akan mengadakan Workshop Kahoot dalam waktu dekat ini.



Share:

Rabu, 07 November 2018

Menjalankan AKSI For School DI Jaringan

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk membantu seorang rekan guru yang ingin mencoba melakukan ulangan online menggunakan aplikasi dari puspendik yaitu AKSI For School. Apa itu AKSI For School bisa di baca di artikel : Mengenal Aksi For School .


Adapun langkah-langkah untuk menjalankan aplikasi ini di jaringan adalah :

  • Pastikan Laptop guru (sebagai server) dan Komputer/Tablet/Smarphone siswa terhubung pada jaringan yang sama (misalnya pada wifi SSID yang sama). 
  • Kemudian cek IP Adress laptop guru yang terhubung ke jaringan WiFi, caranya gunakan alat pencarian Windows anda (1), lalu ketikkan cmd (2) lalu klik ikon Command Prompt hasil pencarian





  • Pada jendela Command Prompt, ketikkan ipconfig, lalu enter

  • Lalu cek IP Adress pada bagian yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini, pada contoh ini IP Adress nya adalah 192.168.1.8



  • Jalankan aplikasinya dengan mengklik file motivasi-menu.bat. Perlu rekan rekan ketahui aplikasi ini bersifat portabel, folder tempat file aplikasi dan file pendukungnya bisa diletakkan dimana saja di komputer anda.

  • Klik Tombol Mulai Aplikasi, lalu tunggu beberapa saat


Pada tulisan ini guru di asumsikan sudah membuat kegiatan ulangannnya pada sistem AKSI ini, dan siswa sudah mendapat kartu peserta sehingga mengetahui username dan passwordnya.

Kemudian sekarang kita berpindah ke laptop/komputer siswa. Sebelumnya sudah kita bahas bahwa komputer siswa sudah terhubung dengan jaringan WIFI yang sama dengan komputer guru.
Pada komputer siswa, buka browser (misalnya: Google Chrome), lalu pada kotak adressnya ketikkan:
ip adress komputer guru:8191/motivasi. Pada contoh ini kita sudah cek IP Adressnya adalah 192.168.1.8, sehingga yang saya ketikkan di kotak adress browser adalah : 192.168.1.8:8191/motivasi   lalu tekan Enter

  • Lalu siswa login sesuai dengan username dan password pada kartu peserta





Share:

Sabtu, 03 November 2018

Mobile Learning, Pembelajaran Di Era Digital

Saat ini banyak sekali kegiatan yang diberi awalan electronik, kata ini kemudian disingkat dengan huruf e saja, maka merebaklah istilah istilah yang kemudian populer seperti email,  ebook, ecommerce, egovernment, emoney,  elearning dan sebagainya.Dalam dunia pendidikan elearning sudah menjadi bagian penting dalam variasi proses belajar mengajar, khusunya di negara negara maju. Di Indonesia misalnaya untuk sistem perkuliahan ada dua universitas yang sudah dipercaya secara resmi untuk mengembangkan perkuliahan menggunakan sistem elearning yaitu Universitas Terbuka dan Universitas Bina Nusantara. Kemristekdikti bahkan sudah mewacanakan universitas negeri untuk membangun sistem perkuliahan elearning dengan bekerjasama dengan dua universitas di atas.

Dalam perkembangannya muncullah varian mobile dalam dunia electronic, maka saat ini juga dikenal istilah mbanking yang merupakan kependekan dari mobile banking. Dalam sistem elearning pun demikian saat ini sudah berkembang varian dari sistem elearning yaitu mlearning (ML). Mlearning merujuk pada kegiatan belajar mengajar yang menggunakan smartphone sebagai media utamanya.

Komunikasi mobile saat ini sudah merambahi banyak bidang kehidupan sehari hari, demikian pula dalam bidang pendidikan. Kenapa tidak siswa kita yang sudah terbiasa menggunakan gadget, kita arahkan juga untuk bisa menggunakan gadget untuk kegiatan belajar. Saat ini banyak sekali aplikasi mobile yang tersedia baik yang gratis atau berbayar yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan mobile learning tersebut misalnya Edmodo, Schoology, RuangGuru, dan lain sebagainya.

Atau kita ingin mengembangkan  sistem mlearning sendiri?

Ada beberapa hal yang perlu Bapak/Ibu perhatikan jika ingin mengembangkan sistem mlearning sendiri, diantaranya :

  1. Gunakan LMS yang bersifat responsive, artinya sistemnya memiliki kemampuan menyesuaikan tampilannya dengan ukuran tampilan smartphone.
  2. Gunakan Micro Learning, Jenis konten pembelajaran ini dirancang untuk diakses dan dikonsumsi secara singkat. Konten yang  berbasis kuis juga masuk dalam kategori ini.
  3. Gunakan juga Learning Games, yaitu konten pembelajaran yang dirancang menyerupai game atau permainan, tentunya akan lebih disukai anak anak kita.
  4. Tampilannya lebih informal, baik teks, gambar atau konten lainnya harus tampak informal
Nah itu saja dulu Bapak/Ibu guru diskusi kita teantang mlearning, mudah mudahan ada manfaatnya. Terimakasih
Share:

Rabu, 31 Oktober 2018

GEISA , Guru ASN Wajib Mengenalinya


GEISA adalah kependekan dari General Equipt and Integrated System of Attendance. Namanya keren dan ia akan menjadi teman sehari hari guru, khususnya guru ASN wabil khusus yang sudah mendapatkan TPG. Guru harus akrab dan dekat dekat selalu di si GEISA ini, sebab jika menjauhinya apalagi memusuhinya, tunjangan profesi guru alamat tidak cair.

Saat ini GEISA sedang diuji coba, dan rencananya tahun 2019 yang akan datang akan mulai mendatangi sekolah sekolah. Siap siap saja!

Aplikasi Geisa Client berada di tengah-tengah, diantara Mesin Finger Print, Aplikasi Dapodik, dan Server Geisa yang berada terpusat (di Jakarta). Server Geisa bertugas untuk mengumpulkan seluruh data log absensi guru yang berasal dari Aplikasi Geisa Client, kemudian data log absensi guru yang sudah sukses terkirim akan diproses dan terintegrasi dengan aplikasi lainnya seperti DHGTK, SIMTUN dan lain-lain.
Share:

Laboratorium Pembelajaran Berbasis Tablet Murah Meriah


Pembelajaran berbasis komputer bagi sebagian sekolah/siswa dianggap masih mahal investasinya. Tetapi dengan sedikit usaha sekolah bisa membuat lingkungan pembelajaran berbasis komputer dengan biaya yang relatif murah. Salah satunya dengan mengganti PC/Laptop dengan tablet. Dulu sempat ada wacana dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat tablet SABAK, (Baca : https://inet.detik.com/consumer/d-1706529/sabakmoe-tablet-pc-untuk-pendidikan) tetapi entah mengapa wacana itu sekarang hilang bagai tertiaup angin. Padahal efektifitas tablet dalam menunjang pembelajaran pastilah cukup signifikan. Tablet tidak memerlukan tempat yang luas bahkan bisa digunakan pada pembelajaran di luar kelas. Puluhan Judul Buku Sekolah Elektronik bisa disimpan didalamnya sehingga bisa lebih menghemat daripada pengadaan buku dalam format cetak. Jika satu Buku Siswa dalam format cetak harganya 30 ribu rupah, jika ada 11 mata pelajaran di kali 3 tingkat maka biaya pengadaannya mencapai 990 ribu rupiah.

Untuk uji coba, sekolah bisa membuat semacam laboratorium pembelajaran berbasis tablet. Pada laboratorium ini tersedia tablet untuk satu kelas/rombel siswa. Berapa biaya investasinya?
Tentunya tersedia berbagai macam varian tablet dengan berbagai harga, kita akan mencari tablet dengan harga termurah dan penulis mendapatkannya di https://shopee.co.id/TABLET-CITYCALL-CT-701-3G-QUADCORE-RAM-1-GB-ROM-8-GB-DUAL-SIM-GRS-RESMI-i.1383413.1343372724


Dengan harga sekitar 450 ribu rupiah dan kita asumsikan satu rombel terdiri dari 32 siswa, maka biaya pembelian tablet ini adalah Rp.14.400.000, ditambah untuk pembelian 1 buah akses point untuk membangun jaringan wireless dengan laptop guru yang harganya sekitar 200 ribu an, maka total investasinya kurang dari  15 juta an . Dengan investasi sebesar itu sekolah bisa memiliki sebuah laboratorium komputer berbasis tablet yang bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran termasuk ulangan berbasis komputer.

Referensi :
https://www.voaindonesia.com/a/sekolah-di-as-ganti-buku-pelajaran-dengan-tablet-komputer/1616759.html


Share:

Selasa, 30 Oktober 2018

Ulangan Umum Hybrid (PBT + CBT)


Rasanya siswa SMP/SMA/SMK saat ini hampir semuanya memiliki HP Android, mengapa hal ini tidak kita manfaatkan untuk menyelenggarakan Ulangan Umum (PAS/PBT) berbasis komputer? Oke lah misalkan tidak semua siswa memilikinya, tetapi saya yakin setidaknya 60% siswa memilikinya. Jika kondisinya seperti itu, maka kita bisa melasanakan pola hybrid, yaitu menggunakan dua pola yaitu Paper Based Test dan Computer Based Test secara bersamaan, siswa yang memiliki HP menggunakan pola CBT sementara siswa yang tidak memiliki tetap mengikuti pola PBT.

Lalu infrastruktur IT apa yang harus dipersiapkan sekolah? Untuk tahap awal kita bisa menggunakan laptop guru sebagai server di setiap ruangan ulangan, untuk mengaktifkan jaringannya bisa digunakan software seperti  conectify. Jadi penjawalan ulangannya tidak seperti penjadwalan ulangan seperti biasanya, tetapi lebih mirip seperti penjadwalan pelajaran sehari hari.

Walaupun mungkin terlihat seperti rumit, tetapi jika dimulai dan dibiasakan, rasanya sekolah akan bisa melaksanakan kegiatan tersebut. Yang terpenting adalah adanya niat untuk mulai menggunakan paradigma baru dalam sistem pembelajaran di sekolah, termasuk dalam hal penilaian.

Bagaimana Bapak/Ibu guru, siapkah kita menghadapi sebuah era baru? Semua berpulang kepada kita guru guru sebagai aktor utamanya.
Share:

VISI SMPN 1 CIKAKAK

TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERAHLAKUL KARIMAH, BERPRESTASI, ANTUSIAS DAN RELIJIUS

Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive


Recent Posts

Tags

Recent Comments

Followers