BLOG NYA PA ENDANG MUHTADIN

Kamis, 22 November 2018

Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi

Pada akhir tahun 2018 ini Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional meluncurkan  program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi. Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran selanjutnya akan disingkat dengan Program PKP, merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Program ini merupakan salah satu pendukung program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang lebih berfokus pada upaya memintarkan siswa melalui pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi, maka program ini dilakukan dengan berbasis zonasi, selanjutnya disebut dengan Program PKP Berbasis Zonasi. Untuk melihat pembagian zonasi bisa dilihat di halaman : http://zonasi.data.kemdikbud.go.id/ .

Untuk itu maka Dirjen GTK akan menyiapkan Nara Sumber (NS), Instruktur Nasional (IN) dan Guru Inti (GI) yang akan menjadi pendamping dalam kegiatan tersebut. Adapun syarat untuk menjadi  IN dan GI adalah sebagai berikut :

  • Instruktur Nasional (IN) adalah widyaiswara LPMP atau guru terbaik yang ada di provinsi/Kabupaten/Kota dengan Skor UKG > 81 dan modul di bawah KCM <= 2 
  • Guru Inti (GI) adalah guru terbaik yang ada di Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Skor UKG > 75 dan modul di bawah KCM <= 2
Demikian Bapak/Ibu gambaran tentang Program PKP ini, semoga bermanfaat.


Share:

Rabu, 21 November 2018

Mengaplikasikan Augmented Reality Dalam Pembelajaran

Beberapa waktu lalu ribuan orang kecanduan bermain game Pokemon Go. Pokemon Go merupakan permainan yang menggabungkan dunia (objek) nyata dengan dunia atau objek maya (virtual). Istilah untuk menggabungkan objek nyata dengan objek maya seperti itu dikenal sebagai augmented reality.

;
Tentunya akan sangat menarik jika pembelajaran dirancang seperti permainan pokemon Go tersebut. Objek objek nyata seperti kertas misalnya ketika discan dengan kamera HP kemudian akan memunculkan objek objek virtual yang menarik seperti animasi, audio, atau video.




Tentunya Bapak/Ibu akan berpikir, hal itu memang menarik tetapi apakah kita bisa membuatnya? 
Bisa. Karena saat ini tidak terlalu sulit untuk membuat hal seperti itu. Yang kita butuhkan hanyalah sebuah aplikasi bernama Aurasma Studio (Sekarang berganti nama menjadi HP Reveal Studio, Klik Disini untuk membuat akunnya
Contoh skenario pembelajarannya:
Dalam sebuah kelas Bahasa Inggris, seorang guru akan menjelaskan topik tentang binatang.
  1. Buatlah kelompok siswa sesuai dengan pengelompokkan binatang, misalnya Mamalia, Burung, Reptil dsb.
  2. Buatlah lembar kerja yang memungkinkan siswa mengelompokkan binatang binatang tersebut serta memberi deskripsi singkat tentang binatang tersebut
  3. Tuliskan nama nama binatang itu dalam selembar kertas untuk setiap nama binatang
  4. Carilah di internet, file suara, dan gambar binatang binatang tersebut.
  5. Sematkan file tersebut dengan objek nyata berupa kertas yang bertuliskan nama binatang menggunakan aplikasi Aurasma.
  6. Tempelkan kertas kertas tadi di tempat tempat yang agak tersembunyi
  7. Pasang aplikasi Aurasma (HP Reveal) di HP Siswa. 
  8. Perintahkan siswa mencari kertas kertas tadi lalu jika ketemu arahkan HP siswa pada kertas tersebut. Maka ketika kamera tersebut mengarah ke kertas tadi, di HP Siswa akan muncul suara atau gambar yang berkaitan dengan nama binatang tersebut.
  9. Setelah selesai siswa kembali ke tempat duduk masing masing untuk mengerjakan lembar kerjany
Demikian Bapak/Ibu sebuah contoh sederhana mengaplikasi Augmented Reality dalam pembelajaran. Bapak/Ibu guru tentunya akan dapat merancang pembelajaran yang lebih menarik lagi. Semoga bermanfaat... Salam guru pembelajar!





Share:

Senin, 19 November 2018

Composr, CMS Dengan Fitur Berlimpah

Selama ini mungkin Wordpress adalah platform CMS yang paling banyak digunakan kalangan awam untuk membangun blog atau bahkan website. Hal ini tidak terlepas dari kemudahan dan kelengkapan fitur Wordpress dalam membangun blog atau situs. Blogger mungkin juga dianggap lebih mudah, tetapi blogger tidak bisa diinstalasi secara manual di server webhosting.

Beberapa hari ini, saya menemukan sebuah CMS yang menurut saya lebih lengkap fiturnya dari wordpress. CMS diberi nama Composr dengan situs resminya di : https://compo.sr/ . Di situsnya disebutkan bahwa Composr ini merupakan perpaduan antara CMS dan media sosial. Dengan CMS ini kita bisa membangun sebuah situs yang memadukan News, Blog dan sosial media. Bahkan fitur quizz dan survey/polling sudah tersedia default ranpa perlu menambahkan addon tersendiri. Rasanya CMS ini cocok digunakan oleh guru atau sekolah untuk mengembangkan situs pembelajaran atau situs pendidikan yang sudah punya cita rasa web 2.0. Yang bisa menggabungkan aktifitas blogging dan media sosial maupun quizz sehingga bisa menumbuhkan interaktivitas yang memang diperlukan oleh sebuah situs yang didedikasikan untuk kegiatan belajar mengajar.

Berikut ini video tentang Compsr secara umum:



Namun tentunya bukan berarti Composr ini tanpa kekekurangan. Salah satu kekurangan terbesarnya adalah kecilnya komunitas yang mendukungya. Berbeda dengan Wordpress yang memang memiliki dukungan yang sangat luas sehingga jumlah fitur addon dari fihak ketiga menjadi semakin lengkap.

Ini adalah salah satu contoh situs yang dibuat menggunakan Composr, baru mencoba instalasi dan pengaturan dasarnya : http://gumanti.jejaring.org/

Terima kasih Bapak/Ibu guru hebat sekalian sudah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan singkat ini, mudah mudahan ada manfaatnya.
Salam guru pembelajar!



Share:

Jumat, 09 November 2018

Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Dengan Kahoot

Jika dalam model pembelajaran Teams Games Tournament konvensional kita biasanya menggunakan kartu soal sebagai media untuk turnamennya, maka saat ini kita bisa menggunakan HP/Smartphone sebagai medianya. Ada banyak aplikasi yang memungkinkan kita bisa memodifikasi model pembelajaran tersebut sehingga lebih bervariasi dan lebih menantang. Kita bisa menggunakan QR Code (pernah kita bahas pada artikel : Variasi Pembelajaran Dengan QR Code), misalnya. Atau kita bisa menggunakan Kahoot.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Aplikasi Kahoot memungkinkan guru untuk melakukan lima langkah tersebut dengan lebih mudah dan lebih menarik tentunya.


Oh ya apakah itu Kahoot! ? Coba simak video berikut ini!




Kahoot memungkinkan bapak/ibu guru membuat quiz dalam bentuk games dan bisa dipertandingkan antar team siswa





Dalam sistem kahoot kita bisa menggunakan quiz yang kita buat sendiri, atau juga bisa menggunakan quiz yang dibuat orang lain. Bahkan lembaga lembaga besar seperti National Geoghrafic pun menyediakan quiznya dalam format Kahoot.

Untuk bisa memanfaatkan Kahoot ini, langsung saja bapak ibu kunjungi : https://create.kahoot.it/login , maka kita akan dihadapkan pada halaman Login, Gunakan saja akun google kita untuk login. Karena kita belum memiliki akun Kahoot klik saja tombol Sign Up yang ada pada bagian kanan atas halaman login ini. Selanjutnya pada halaman sign up tersebut kita klik kotak As a teacher

gunakan saja akun gmail Bapak/Ibu untuk membuat akun kahoot ini

lalu lengkapi formulir yang ditampilkan, yang terlihat pada gambar di bawah ini hanya sekedar contoh, silahkan Bpak/Ibu lengkap sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu

jangan lupa beri ceklis pada kotak kecil sebelum tulisan I have read dst. setelah semuanya lengkap klik tombol Join Kahoot! Setelah itu akan muncul halaman penawaran jenis akun kahoot, untuk sementara kita pilih saja yang gratis/Free dulu.

Untuk selanjutnya silahkan Bapak/Ibu explore lebih jauh pada halaman my kahoot yang muncul kemudian

Jika Bapak/Ibu ingin belajar bersama lebih jauh tentang Kahoot ini, rencananya IGI Kabupaten Sukabumi akan mengadakan Workshop Kahoot dalam waktu dekat ini.



Share:

Rabu, 07 November 2018

Menjalankan AKSI For School DI Jaringan

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk membantu seorang rekan guru yang ingin mencoba melakukan ulangan online menggunakan aplikasi dari puspendik yaitu AKSI For School. Apa itu AKSI For School bisa di baca di artikel : Mengenal Aksi For School .


Adapun langkah-langkah untuk menjalankan aplikasi ini di jaringan adalah :

  • Pastikan Laptop guru (sebagai server) dan Komputer/Tablet/Smarphone siswa terhubung pada jaringan yang sama (misalnya pada wifi SSID yang sama). 
  • Kemudian cek IP Adress laptop guru yang terhubung ke jaringan WiFi, caranya gunakan alat pencarian Windows anda (1), lalu ketikkan cmd (2) lalu klik ikon Command Prompt hasil pencarian





  • Pada jendela Command Prompt, ketikkan ipconfig, lalu enter

  • Lalu cek IP Adress pada bagian yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini, pada contoh ini IP Adress nya adalah 192.168.1.8



  • Jalankan aplikasinya dengan mengklik file motivasi-menu.bat. Perlu rekan rekan ketahui aplikasi ini bersifat portabel, folder tempat file aplikasi dan file pendukungnya bisa diletakkan dimana saja di komputer anda.

  • Klik Tombol Mulai Aplikasi, lalu tunggu beberapa saat


Pada tulisan ini guru di asumsikan sudah membuat kegiatan ulangannnya pada sistem AKSI ini, dan siswa sudah mendapat kartu peserta sehingga mengetahui username dan passwordnya.

Kemudian sekarang kita berpindah ke laptop/komputer siswa. Sebelumnya sudah kita bahas bahwa komputer siswa sudah terhubung dengan jaringan WIFI yang sama dengan komputer guru.
Pada komputer siswa, buka browser (misalnya: Google Chrome), lalu pada kotak adressnya ketikkan:
ip adress komputer guru:8191/motivasi. Pada contoh ini kita sudah cek IP Adressnya adalah 192.168.1.8, sehingga yang saya ketikkan di kotak adress browser adalah : 192.168.1.8:8191/motivasi   lalu tekan Enter

  • Lalu siswa login sesuai dengan username dan password pada kartu peserta





Share:

Sabtu, 03 November 2018

Mobile Learning, Pembelajaran Di Era Digital

Saat ini banyak sekali kegiatan yang diberi awalan electronik, kata ini kemudian disingkat dengan huruf e saja, maka merebaklah istilah istilah yang kemudian populer seperti email,  ebook, ecommerce, egovernment, emoney,  elearning dan sebagainya.Dalam dunia pendidikan elearning sudah menjadi bagian penting dalam variasi proses belajar mengajar, khusunya di negara negara maju. Di Indonesia misalnaya untuk sistem perkuliahan ada dua universitas yang sudah dipercaya secara resmi untuk mengembangkan perkuliahan menggunakan sistem elearning yaitu Universitas Terbuka dan Universitas Bina Nusantara. Kemristekdikti bahkan sudah mewacanakan universitas negeri untuk membangun sistem perkuliahan elearning dengan bekerjasama dengan dua universitas di atas.

Dalam perkembangannya muncullah varian mobile dalam dunia electronic, maka saat ini juga dikenal istilah mbanking yang merupakan kependekan dari mobile banking. Dalam sistem elearning pun demikian saat ini sudah berkembang varian dari sistem elearning yaitu mlearning (ML). Mlearning merujuk pada kegiatan belajar mengajar yang menggunakan smartphone sebagai media utamanya.

Komunikasi mobile saat ini sudah merambahi banyak bidang kehidupan sehari hari, demikian pula dalam bidang pendidikan. Kenapa tidak siswa kita yang sudah terbiasa menggunakan gadget, kita arahkan juga untuk bisa menggunakan gadget untuk kegiatan belajar. Saat ini banyak sekali aplikasi mobile yang tersedia baik yang gratis atau berbayar yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan mobile learning tersebut misalnya Edmodo, Schoology, RuangGuru, dan lain sebagainya.

Atau kita ingin mengembangkan  sistem mlearning sendiri?

Ada beberapa hal yang perlu Bapak/Ibu perhatikan jika ingin mengembangkan sistem mlearning sendiri, diantaranya :

  1. Gunakan LMS yang bersifat responsive, artinya sistemnya memiliki kemampuan menyesuaikan tampilannya dengan ukuran tampilan smartphone.
  2. Gunakan Micro Learning, Jenis konten pembelajaran ini dirancang untuk diakses dan dikonsumsi secara singkat. Konten yang  berbasis kuis juga masuk dalam kategori ini.
  3. Gunakan juga Learning Games, yaitu konten pembelajaran yang dirancang menyerupai game atau permainan, tentunya akan lebih disukai anak anak kita.
  4. Tampilannya lebih informal, baik teks, gambar atau konten lainnya harus tampak informal
Nah itu saja dulu Bapak/Ibu guru diskusi kita teantang mlearning, mudah mudahan ada manfaatnya. Terimakasih
Share:

VISI SMPN 1 CIKAKAK

TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERAHLAKUL KARIMAH, BERPRESTASI, ANTUSIAS DAN RELIJIUS

Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive


Recent Posts

Tags

Recent Comments

Followers